LIPI Desak Infrastruktur Mobil Listrik Segera Dibangun

Stasiun pengisian untuk mobil listrik di SPBU Kuningan, Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Pius Mali

VIVA – Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Maxensius Tri Sambodo mengatakan, konsumsi energi di sektor transportasi terus meningkat. Oleh karena itu dia menyarankan pemerintah untuk segera membangun infrastruktur untuk mobil listrik. 

11 Mobil Listrik Murah di Indonesia, Mulai Rp100 Jutaan

"Mobil listrik tidak hanya membantu pengurangan emisi kita di sektor transportasi, tapi juga akan banyak membuat penghematan di sektor bahan bakar. Di samping infrastruktur juga harus ada peran perbankan, yang bisa mendukung pembayaran kredit," katanya usai Seminar Energi di LIPI, Jakarta, Jumat 1 Maret 2019.

Alasan berikutnya yang dilakukan ialah terkait dengan negara yang masih impor bahan bakar. Hal ini menjadi salah satu strategi yang harus pemerintah disiapkan. Maxensius bercerita, pemerintah China mensubsidi yang cukup besar terhadap mobil listrik untuk konsumen. 

Wuling Cloud EV Tak Pakai Sunroof, Ini Alasannya

Indonesia bisa pelan-pelan mengembangkannya agar bisa menyelamatkan energi, menurunkan emisi gas rumah kaca dan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada supaya tidak mubazir. Jika sudah beralih ke transportasi tersebut, penghematannya bisa mencapai 80 persen, dibandingkan dengan opsi Pertalite. 

"Ini suatu penghematan yang besar sekali. Tapi memang problemnya ini kan mahal, sehingga perlu uang yang cukup besar. Kalau dihitung-hitung 80 persen dikalikan bertahun-tahun, itu berapa banyak uang yang sudah kita buang," katanya. 

Ratusan Kendaraan Listrik Siap Kawal HUT ke-79 Kemerdekaan RI di IKN

Hal ini merupakan suatu keuntungan yang bisa dimanfaatkan. Maka dari itu, kata dia, pemerintah diharapkan membangun skema pembiayaan. Bahkan bisa juga menggandeng Grab dan Gojek, untuk membantu penetrasi energi bersih di sektor transportasi. 

Pengembangan kendaraan itu, kata Maxensius, harus berkolaborasi dengan industri mobil listrik. Fungsinya agar bisa menekan biaya impor komponennya. Tahap awal memilih cara ini agar relatif lebih mudah, dan untuk mengejar ketertinggalan. 

"Untuk saat ini lebih baik merakit saja, karena tingkat pabrikasi masih dalam proses. Itu kalau kita mau mengejar kecepatan. Komponennya saja kita berikan tarif yang murah, supaya perakitan mobil listrik bisa semakin marak dan harganya lebih bersahabat," katanya. (dhi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya