Order Fiktif Rugikan Konsumen dan Driver, Grab Kerahkan AI dan ML

Ilustrasi pengemudi Grab
Sumber :
  • Instagram/@grabid

VIVA – Penyedia ojek online, baik Grab maupun Gojek, mendapat pertentangan dari para mantan driver mereka yang terkena suspend karena melakukan aksi ilegal, yakni order fiktif. Para driver mengaku mendapatkan perlakukan tidak adil dari perusahaan pengembang aplikasi ojek online tersebut.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Namun usut punya usut, maraknya order fiktif ternyata merugikan lebih banyak pihak dan menguntungkan sebagian kecil driver. Order fiktif maupun penggunaan 'tuyul' atau fake GPS terbukti telah merugikan para pelanggan karena harus menunggu lebih lama. Selama ini Grab telah membuat aplikasi pelacak lokasi driver yang cukup akurat. Namun karena GPS palsu, posisi driver terdeteksi menjadi lebih jauh dari yang tertera di GPS. 

Di sisi driver lain yang tidak menggunakan fake GPS, yang jujur bekerja keras tanpa kecurangan, mereka kerap merugi karena order yang seharusnya mereka dapatkan beralih secara paksa ke driver lain yang curang.

Viral Curhat Penumpang Dipaksa Transfer Uang Rp100 Juta oleh Driver Taksi Online

Ilustrasi Taksi online Grab.

Dikatakan Head of Public Affairs Grab Indonesia, Tri Sukma Anreianno, aksi-aksi unjuk rasa yang terjadi belakangan dilakukan oleh sebagian kecil mantan mitra pengemudi yang menuntut pembukaan akun mereka yang terkena suspend. Mereka tidak mewakili keseluruh komunitas mitra pengemudi Grab.

Rencana Merger dengan Gojek dan Grab Bakal Terealisasi? GOTO Buka Suara

"Dibalik demo sebagian kecil mantan driver itu, puluhan ribu mitra aktif Grab tetap bekerja secara normal. Kami telah membuat teknologi untuk mengeliminasi kecurangan oleh driver. Karena ruang gerak untuk melakukan kecurangan di platform Grab semakin sulit, beberapa dari mereka melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut pembukaan akun mereka, sebagai langkah terakhir," ujar Tri Sukma, kepada Viva.co.id, Rabu, 7 November 2018.

Oleh karena itu penyedia transportasi online berupaya semaksimal mungkin untuk menghalau kecurangan yang dilakukan para drivernya. Kabarnya Gojek juga telah mengembangkan beberapa fitur dan teknologi baru untuk menjadi solusi mengatasi kecurangan ini. Sayangnya, pihak Gojek belum mau terbuka untuk mengkonfirmasi kabar tersebut. Pertanyaan yang dikirimkan Viva kepada Gojek belum mendapat respons balik sampai saat ini. Sebaliknya, Grab memberikan penjelasan panjang lebar mengenai teknologi tersebut.

Grab lawan order fiktif.

Dijelaskan Tri Sukma, upaya mengeliminasi kecurangan terhadap sistem Grab dilakukan dengan melibatkan teknologi Machine Learning (ML) dan Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi order fiktif. Ketika order fiktif terdeteksi, akun tersebut serta merta akan terblokir. Program ini diberi nama Grab Lawan Opik! dan diterapkan di seluruh wilayah operasi Grab di Indonesia sejak awal 2018 lalu untuk menangkap sindikat dan mitra pengemudi yang mencoba memainkan sistem ini.

Ada juga fitur Antituyul yang diimplementasikan pada Agustus 2018. Fitur ini ada dalam aplikasi Grab versi terbaru. perangkat mitra pengemudi yang memiliki aplikasi ‘fake GPS’, atau lebih dikenal dengan sebutan Tuyul untuk melakukan tindak kecurangan dengan mengelabui GPS dengan menentukan lokasi palsu, akan diblokir dari platform Grab. Mitra pengemudi harus menghapus seluruh aplikasi fake GPS dari untuk memperoleh kembali akses terhadap akunnya sebagai mitra pengemudi Grab.

Lainnya adalah fitur ‘Driver Authentication' yang ditambahkan pada aplikasi mitra pengemudi sebagai upaya untuk meningkatkan rasa aman kepada penumpang. Melalui fitur ini, para mitra pengemudi diwajibkan untuk mengambil dan mengunggah foto selfie sebelum memulai atau meneruskan perjalanan guna memastikan bahwa hanya pengemudi yang terverifikasi yang menggunakan akun tersebut.

Demo pengemudi GrabBike

Selain itu Grab juga merupakan perusahaan ride-hailing satu-satunya yang secara ketat menerapkan prinsip ‘Know Your Driver Partner' (KYP) bagi para mitra pengemudi GrabCar dengan tujuan meningkatkan aspek keselamatan para penumpang. Melalui proses KYP ini, Grab akan memeriksa seluruh dokumen fisik yang dimiliki oleh para mitra pengemudi (KTP, SIM, STNK, dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian / SKCK), serta menemui mereka secara langsung. Grab juga melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kendaraan milik mitra pengemudi.

"Kami tidak akan berhenti sampai kami yakin telah menghentikan para hacker? dan pihak-pihak lain yang mencoba mencurangi sistem kami. Manajemen Grab pun tidak akan melakukan peninjauan ulang terhadap keputusan pemutusan hubungan kemitraan (suspend) yang telah diberlakukan kepada mitra pengemudi yang terbukti melakukan tindak kecurangan (fraud). Keputusan ini kami ambil sebagai bentuk keberpihakan kami terhadap seluruh pelanggan setia serta ribuan mitra pengemudi Grab yang bekerja secara jujur yang dirugikan," ujar Tri Sukma. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya