- Rintan Puspitasari / VIVa.co.id
VIVA – Gojek sedang mengalami kesulitan untuk ekspansi lanjutan di Asia Tenggara. Otoritas transportasi Filipina menolak proposal Gojek untuk masuk pasar Filipina.
Dilansir dari laman Tech Crunch, Rabu 9 Januari 2019, badan waralaba transportasi darat Filipina atau Land Transportation Franchising and Regulatory Board (LTFRB) menolak Gojek karena tak memenuhi syarat 60 persen kepemilikan perusahaan oleh orang lokal.
Dalam proposal yang diajukan, Gojek bakal masuk ke pasar Filipina melalui anak usahanya yang bernama Velox Technology Philippines. Namun, ternyata sebagian besar kepemilikan anak usaha Gojek itu dipegang oleh perusahaan induk Singapura, yakni Velox South-East Asia Holdings. Tak jelas mengapa Gojek bisa salah langkah karena isu ini.
"Kami terus terlibat secara positif dengan LTFRB dan badan pemerintah lainnya, karena kami berusaha menyediakan solusi transportasi yang dibutuhkan masyarakat Filipina," ujar perwakilan Gojek.
Sebelumnya, aturan di Filipina mengizinkan layanan ride-hailing atau berbagi tumpangan sama seperti layanan telekomunikasi pada umumnya. Namun pemerintah akhirnya mengubah hal tersebut tahun lalu.
Jika berhasil masuk ke Filipina, Gojek artinya telah ekspansi ke empat negara di Asia Tenggara. Sebelumnya Gojek sudah hadir di Vietnam, Thailand dan Singapura. Ekspansi ketiga negara tersebut dilakukan Gojek selama enam bulan terakhir.
Tahun lalu, Gojek berhasil mengamankan pendanaan senilai US$1,5 miliar atau Rp21,2 triliun. Startup unicorn asal Indonesia ini hampir menyelesaikan investasi baru sebesar US$2 miliar atau Rp28,3 triliun. Investasi baru ini kemungkinan besar untuk menambah layanan dan memperluas kehadiran dari tiga pasar yang sudah ada. (ali)