- ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi
VIVA Tekno – Transaksi kripto di Indonesia meningkat signifikan di mana pada Desember 2020 total volume transaksi sebesar Rp64,9 triliun melonjak menjadi Rp859 triliun di bulan yang sama tahun lalu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. "Ini tentu bermanfaat untuk pemasukan negara. Pemerintah juga dengan senang hati mendukung ekosistem perdagangan digital," kata dia, melalui keterangan resminya, Senin, 26 September 2022.
Sementara itu, pakar industri kripto dari Depcoin, Pintu, Crypto.com, dan Nansen membahas bagaimana pertumbuhan investasi di pasar ini tidak hanya menyediakan banyak likuiditas tapi juga seputar risiko yang mendorong volatilitas pasar.
"Ikuti uangnya," kata Chief Marketing Officer Nansen, Ingrid. Dengan keuangan tradisional, ia melanjutkan, maka banyak informasi yang tidak mudah diakses oleh investor publik. Namun, tidak demikian Blockchain.
"Sifat (Blockchain) yang tidak dapat diubah dan begitu transparan membuat Blockchain mendemokratisasikan akses ke semua orang. Anda harus melihat datanya. Lihat apa yang dilakukan investor institusi besar," jelasnya.
Direktur Pemasaran Global Deepcoin, Michelle, memaparkan bahwa ikuti saja yang disukai dengan terlebih dahulu melakukan penelitian. "Jadi, lakukan apa yang Anda suka. Jika Anda menemukan proyek yang Anda sukai maka berinvestasilah di dalamnya," tutur dia.
Apa yang dipaparkan oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga bersama para pakar industri kripto ini adalah bagian dari Coinfest Asia 2022 yang digelar bersama oleh Deepcoin Exchange dan Coinvestasi di Bali.
Coinfest Asia diselenggarakan oleh Coinvestasi, sebuah perusahaan media yang merupakan anak perusahaan dari Indonesia Crypto Network (ICN).
Lebih dari dua ribu peserta dari lebih dari 50 negara berkumpul untuk mendengarkan lebih dari 80 pembicara tentang status pasar, pengembangan web3 dan metaverse, GameFi, serta lanskap kripto Indonesia.
