Logo DW

Gampang Emosi Salah Satu Ciri Orang yang Berpikiran Ekstremisme

Ilustrasi pemikiran orang radikal/ekstremisme.
Ilustrasi pemikiran orang radikal/ekstremisme.
Sumber :
  • dw

Salah satu temuan paling krusial dalam studi tersebut adalah bahwa individu berpandangan ekstremis cendrung melihat dunia dalam hitam dan putih, karena kesulitan menjalani tugas rumit yang melewati berbagai tahapan mental, kata Zmigrod. "Individu atau otak yang kesulitan memproses dan merencanakan tindakan kompleks mungkin akan mudah terjerat ideologi ekstrem, atau ideologi otoriter yang menyederhanakan dunia."

Dia menambahkan, individu berpandangan ekstrem cenderung tidak mampu mengatur emosinya. Artinya, mereka impulsif dan cenderung mencari pengalaman emosional yang kuat. "Temuan ini membantu kami memahami individu seperti apa yang bersedia melakukan kekerasan terhadap mereka yang tidak berdosa."

"Apa yang kami temukan adalah bahwa demografi saja tidak menjelaskan segalanya. Hal itu cuma menjelaskan sekitar 8 persen dari varians yang ada," kata Zmigrod lagi. Dengan studi kognitif dan kepribadian yang dikembangkan Cambridge, "kapasitas kita untuk menjelaskan varians pandangan ideologis ini melonjak ke 30 atau 40 persen."

Peserta studi yang rentan terhadap dogmatisasi atau tercatat kesulitan menerima bukti yang kredibel, tidak mampu memproses bukti yang kasat mata. "Contohnya ketika mereka ditanya apakah titik dalam layar bergerak ke kiri atau ke kanan, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memprosesnya dan menjawab," imbuh Zmigrod.

"Ada kesamaan yang tersembunyi dalam pikiran mereka yang bersedia mengambil langkah ekstrem untuk mendukung doktrin-doktrin ideologinya." Studi itu menyimpulkan, "karakter psikologis" individu berpandangan esktrem cendrung merupakan gabungan antara psikologi konservatif dan dogmatis. rzn/vlz (cam, guardian)