Rektor IPB Berikan Orasi di Depan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Ilustrasi kolaborasi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Rektor IPB University, Profesor Arif Satria memberikan orasi ilmiah di Universitas Bengkulu sekaligus penandatanganan kerjasama, (07/12). Dalam kesempatan tersebut, Prof Arif Satria memberikan pandangan tentang konsep future practice. Ia menyebut, konsep ini diharapkan dapat diterapkan oleh setiap individu di perguruan tinggi agar dapat menghadapi dampak mega disrupsi.

Merayakan Hari Pendidikan Nasional, Peran Penting Pendidikan dalam Pembangunan Bangsa

Mega disrupsi yang dimaksud adalah perubahan iklim, revolusi industri 4.0, dan pandemi COVID-19.  "Masing-masing disrupsi ini memiliki dampak dan menimbulkan ketidakpastian. Tidak hanya itu, berbagai bencana alam akibat perubahan iklim misalnya, membutuhkan mitigasi bencana yang up-to-date,” kata Prof Arif Satria, Rektor IPB University dilansir VIVA dari laman ipb.ac.id.

Lebih lanjut, ia menyebut, teknologi di masa kini semakin berkembang dengan adanya automatisasi dan digitalisasi. Hal ini menyebabkan perubahan pola perilaku konsumen sehingga mempengaruhi strategi marketing. Oleh karena itu, para mahasiswa perlu memiliki kompetensi baru dalam perkembangan future skill.  Mega disrupsi ini juga menyebabkan perubahan peta kompetensi dan menimbulkan ‘ketidakjelasan’ sektor.

OIKN Hadirkan Sekolah Bertaraf Internasional di IKN

Pada saat yang sama, Prof Arif Satria mengatakan, dampak pandemi pada sektor pendidikan juga menyebabkan pembelajaran secara daring dan ancaman learning loss. Ia pun menyebut, harus ada penyusunan rencana berdasarkan fleksibilitas. 

“Penerapan new normal economy dan ekonomi digital menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia,” kata Prof Arif Satria dalam persnya.

Motor Listrik Ini Dapat Peningkatan Performa, Hadir Perdana di PEVS 2024

Ia mengaku, perguruan tinggi harus memiliki fleksibilitas dan penerapan pembelajaran yang mengacu pada perkembangan tersebut. Menurutnya, perguruan tinggi juga harus memiliki kepercayaan diri dan kecepatan belajar dengan menerapkan best practice. Ia juga mengaku, dampak disrupsi ini memaksa perguruan tinggi untuk melakukan perubahan total seperti yang dilakukan oleh IPB University.

“Situasi pandemi membuat suasana pembelajaran lebih bebas. Peluang ini harus dimanfaatkan, salah satunya dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” kata Prof Arif Satria.

Ia juga mengatakan, perguruan tinggi harus dijadikan pusat inspirasi dan penggerak generasi muda, tidak hanya pusat pembelajaran. Tidak hanya itu, skenario pendidikan tinggi masa depan juga harus berfokus pada kompetensi masa depan. 

Ia menyebutkan bahwa kunci untuk menyongsong masa depan yang cerah bagi perguruan tinggi di masa penuh ketidakpastian adalah mindset. Menurutnya, perguruan tinggi tidak bisa melihat masa depan dengan menggunakan kacamata masa lalu. 

“Diperlukan suatu cara pandang baru yakni future mindset atau cara pandang berbasis masa depan. Sehingga perguruan tinggi dan civitas akademikanya akan terus senantiasa berkembang. Baik dalam sistem pendidikannya maupun kompetensinya,” pungkas Prof Arif Satria. (ipb)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya