Ketua Forum Rektor: Perguruan Tinggi Perlu Perkuat Teknologi

Ilustrasi teknologi 5G.
Sumber :
  • MarketWatch

VIVA – Ketua Forum Rektor Indonesia Panut Mulyono mengatakan lembaga pendidikan tinggi perlu memperkuat posisi sebagai institusi yang mengedepankan teknologi.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

“Lembaga pendidikan tinggi harus memperkuat posisinya sebagai edutech institution. Artinya, perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang unggul dan utuh,” ujar Panut dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Laju Industri 4.0 membawa dampak akan hilangnya 23 juta bidang pekerjaan yang ada saat ini, kemudian digantikan otomasi pada 2030. Pekerjaan yang berisiko hilang adalah pekerjaan yang bersifat repetisi (pengulangan), seperti data entry, machine operator, dan data collection.

Volume Transaksi BRImo Capai Rp 1.251 Triliun di Kuartal I-2024

Namun, di sisi lain menciptakan peluang 27-46 juta pekerjaan baru, dimana 10 juta diantaranya adalah jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Sehingga, kampus diharapkan pemerintah dapat menjadi perguruan tinggi yang berdaya saing.

Artinya, ada perubahan dan pembaruan pendidikan yang mengombinasikan keunggulan akademik, kebutuhan pasar, dan kebutuhan masyarakat.

Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

“Arus perubahan dan kebutuhan akan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri. Nah, Kampus Merdeka Merdeka Belajar (KMMB) diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut,” kata Rektor Universitas Teknologi Sumbawa Chairul Hudaya.

Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel, sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Kaitannya dengan program kampus merdeka, perpustakaan menjadi komponen krusial dalam atmosfir akademik kampus. Apalagi, orientasinya agar lulusan menjadi kompatibel, semakin adaptif, lebih responsif, serta menjadi kontekstual.

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan perpustakaan ruang terbuka untuk siapa saja. Sejak 2016, perpustakaan telah mengalami perubahan paradigma, dari pelayanan konvensional ke digital.

“Perluasan akses layanan digital bertujuan untuk mendukung SDM unggul, memiliki kreativitas, berinovasi tinggi yang pada akhirnya mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan menaikkan pendapatan per kapita” ujar Syarif Bando. (antara)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya