3 Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tak Pernah Dijajah

Kunjungan pertama Ratu Belanda ke Indonesaia
Sumber :
  • historiaid

VIVA –  Jika Indonesia tak pernah dijajah dan skenario yang bisa terjadi pada bangsa kita. Tinjauan sejarah kontrafaktual (berfikir alternatif) berangkat dari skenario bahwa Portugis dan Belanda  hanya datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang dimana Jepang tidak pernah menjadi aggressor.

Harga Emas Hari Ini 8 Mei 2024: Produk Antam Merosot, Global Bervariasi

Dilansir dari histori-bersama.com. Bagaimana jika Indonesia tidak pernah mendeklarasikan kemerdekaan?. Bagaimana jika kepulauan Indonesia tidak pernah dijajah?

1. Indonesia Akan Terpecah

IHSG Dibayangi Konsolidasi Wajar Jelang Rilis Data Cadangan Devisa

Mungkin kehidupan kita akan sangat jauh berbeda. Tinggal di lingkungan yang sangat berbeda dan kenal dengan orang-orang yang berbeda dengan hari ini. Beberapa orang di forum Quora telah mengajukan pertanyaan seperti ini sebelumnya. Ada yang bertanya: “Bagaimana jika Portugis tidak pernah sampai ke Malaka pada tahun 1511 dan Belanda tidak pernah mengikuti mereka dengan menjajah Indonesia, mungkin Indonesia tidak akan pernah ada”.

Kemungkinan besar Indonesia akan terpecah menjadi serangkaian negara kecil dengan identitas dan etnis mereka sendiri, dan kemungkinan mereka akan terlibat konflik satu sama lain. Beberapa berpendapat bahwa Indonesia akan disatukan oleh system kesultanan, dengan tiap daerah menggunakan menggunakan dialek daerahnya masing-masing.

Harga Emas Hari Ini 7 Mei 2024: Produk Antam dan Global Kompak Kinclong

Dalam sejarah metode kontrafaktual (berfikir alternatif) sering dipandang sebagai pelarian, beberapa enggan menyebutnya sebagai ‘sejarah’ dan lebih memilih menyebutnya dengan sebutan ‘spekulasi’. Dan sebagian orang menilai sejarah kontrafaktual hanya membuang-buang waktu, atau bahkan ‘menyesatkan’.

Namun bagi sebagian orang, kontrafaktual dinilai sangat menyenangkan, asalkan analisisnya dapat diperdebatkan dan dapat memunculkan fakta sejarah lainnya, oleh karena itu di beberapa forum internet, sejarah kontrafaktual seperti, “Bagaimana seandainya Indonesia tidak pernah dijajah) menarik perhatian.

2. Indonesia Akan Lebih Maju di Industrialisasi

Dikutip dari histori-bersama.com. Sejarawan Andi Achdian yang akrab dengan metode kontrafaktual memberikan penjelasan mengenai bagaimana seandainya Indonesia tidak pernah dijajah. Dosen Universitas Nasional itu menuturkan “bahwa tanpa penjajahan Indonesia akan lebih maju dalam hal industrialisasi. Kota-kota pesisir akan lebih berkembang karena perdagangan”. Pengaruh kolonialisme yang paling menonjol berkaitan dengan industrialisasi dan perdagangan. Menurut Andi dominasi ekonomi VOC dan Hindia Belanda penyebab penghambat kemajuan ekonomi lokal. “Misalnya jika kita melihat kota Surabaya saat itu sudah ada beberapa tanda perkembangan pra-industri”. Jelas Andi.

Andi Menambahkan. “Mereka (Surabaya) sudah memiliki sistem sosial yang kompleks, sebanding dengan Eropa pada abad ke 17”. Sejak jalur perdagangan utama melalui Malaka telah ditaklukan oleh Portugis dan Belanda, menyebabkan para pedagang pribumi tidak bisa lagi melanjutkan perdagangan mereka. Hal ini membuka peluang bagi Belanda untuk dapat memperbesar perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara pada awal abad ke-16, disisi lain, melimpahnya pasokan rempah-rempah di Eropa membuat harganya turun. Hal Itu menyebabkan keuntungan yang besar bagi Belanda, oleh karena itu mereka mendirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Asia.

Situasi ini yang menghalangi masyarakat lokal untuk mengembangkan industri modern di Indonesia. “Mereka terpaksa menyerahkan wilayah perdagangan dibawah kendali VOC dan akhirnya mati”. Kata Andi. Ini sangat berbeda bila kita bandingkan dengan koloni Inggris, Kerajaan Inggris bertujuan mengubah koloni mereka menjadi pasar. Dengan misi menciptakan kelas menengah yang dapat mengeluarkan uang, dengan cara meningkatkan akses terhadap sumber daya manusia.

Belanda disisi lain adalah pedagang tanpa industri terkemuka.oleh karena itu kebijakan utama Belanda adalah memonopoli perdagangan di Indonesia Dan menjualnya ke Eropa. Menurut Andi, seandainya Indonesia tidak dijajah, kemungkinan besar orang Indonesia tidak akan merasa rendah diri terhadap orang asing (Bule). Selain itu orang Indonesia cenderung menganggap semua produk dari luar negeri lebih bagus kualitasnya dibandingkan produk lokal.

Dalam kehidupan sosial kita sekarang, warisan sosial Jepang juga terlihat. Sistem sosial kita yang sering disebut “Siskamling” (Sistem Keamanan Lingkungan), “RT/RW” (Rukun Tetangga / Rukun Warga), Militer, upacara bendera dan hormat pada bendera adalah warisan dari Kekaisaran Jepang.

Banyak sejarawan menghubungkan kekuasaan militer yang kuat di rezim 'Orde Baru' Soeharto dengan pelatihan militernya oleh Jepang, bukan Belanda. Terlepas dari spekulasi tersebut, kolonialisme “berkontribusi” pada kebangkitan generasi intelektual yang kemudian melahirkan gerakan kemerdekaan di seluruh nusantara.

Runtuhnya kolonialisme Belanda di Indonesia yang menyebabkan terbentuknya Indonesia modern seperti yang kita kenal sekarang. Pemuda pada waktu itu menggunakan identitas daerahnya bukan atas nama separatism (gerakan memisahkan diri). Melainkan sebagai tanda komitmen daerah mereka untuk menyatukan daerah-daerah penjajahan.

Mereka tidak lagi peduli tentang Aceh yang pernah menjajah Pesisir Minangkabau atau orang Bugis memperbudak suku pegunungan Toraja atau bangsawan Jawa mencoba menaklukan dataran tinggi Sunda dan maharaja Bali berhasil menduduki Pulau Sasak.

3. Akan Banyak Kerajaan-Kerajaan

Oleh karena itu, jika tidak ada Belanda yang menjajah dan menaklukan daerah-daerah di Indonesia kala itu, mustahil seluruh daerah bergabung menjadi seperti sekarang ini. Hal yang mungkin terjadi jika Belanda tidak menjajah Indonesia, kerajaan-kerajaan akan mendirikan negara yang berdaulat sendiri.

Kesultanan Aceh misalnya, sudah memiliki hubungan diplomatic dengan beberapa negara Asia dan Eropa sebelum Indonesia merdeka. Dipastikan tanpa kolonialisme,Indonesia yang kita kenal sekarang akan sangat berbeda.

Terlepas dari bagaimana Belanda membesarkan generasi intelektual bangsawan lokal di Sumatera, Jawa dan Bali. Tanpa generasi intelektual yang terekspos gelombang nasionalisme, seperti yang dijelaskan dalam buku Surat Untuk Ben Anderson, tidak mungkin Indonesia ada.

Tanpa kolonialisme Belanda yang dimulai pada awal abad ke-16, setiap wilayah Indonesia akan menjalankan sistem politiknya masing-masing. Mungkin mereka akan tetap menjadi satu entitas politik yang independen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya