- Yanri Subekti
VIVA EDUKASI – Tim angklung Indonesia menghibur para turis di Times Square New York, Amerika Serikat, Rabu (6/7).
Tim angklung Indonesia ini merupakan sekelompok pelajar yang terpilih untuk mengikuti festival rakyat sedunia di Paman Sam.
Tim Indonesia cukup berbangga bisa mampir menghibur di Times Square. Seperti diketahui Times Square merupakkan kawasan yang juga dikenal sebagai persimpangan dunia karena selalu dijejali oleh turis mancanegara dan juga turis lokal.
Di tengah terik matahari yang panas, bunyi khas alat musik asal Sunda melantunkan lagu-lagu hit New York New York dan sederatan musik-musik yang sempat hit lainnya seperti Mamma Mia, Avenger, Beggin, Also Sprach Zarathustra.
Angklung yang dimainkan tim Muhibah Angklung, yang sebagian besar remaja yang masih sekolah menengah atas hingga kuliah ini menyita perhatian kawasan turis tersibuk di Paman Sam.
Pakaian yang dikenakan mereka pun beragam dari beberapa daerah di Tanah Air. Selain beberapa lagu top dunia, sejumlah tarian dari beberapa daerah dipertunjukkan, di antaranya jali-jali, janger, badindin.
Alunan yang dikeluarkan alat musik dari bambu -yang telah diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya non benda asal Indonesia- yang unik, dan suguhan tarian serta pakaian yang dikenakan membuat takjub sejumlah turis dan warga lokal.
Pertunjukan angklung atau flash mob di Times Square merupakan salah satu agenda mereka untuk lebih memperkenalkan alat musik angklung dan sejumlah tarian dari Indonesia ke warga Paman Sam sebelum mereka mengikuti festival rakyat sedunia, yaitu Magic Valley Folk Festival di Burley, Idaho dan juga World Folkfest di Springville, Utah, sekitar akhur Juli 2022.
Selain New York, Tim Muhibah Angklung ini juga akan menggelar pertunjukan di sejumlah kota di AS, di antaranya Washington SC, San Fransisco dan beberapa kota lainnya.
Di Kota New York, selain di Times Square, mereka juga menyempatkan diri menggelar workshop dan konser di KJRI New York yang dihadiri oleh sejumlah Konsulat Jenderal beberapa negara sahabat, warga lokal AS dan diaspora Indonesia. (Yanri Subekti/tvOne/Amerika Serikat)
