Penjelasan, Kenapa Nabi Muhammad SAW Tidak Pernah Azan

ilustrasi muadzin
Sumber :
  • http://exotize.blogspot.com/

VIVA Edukasi – Azan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan salat. Dalam sejarahnya Nabi Muhammad SAW diketahui tidak pernah melakukan azan panggilan salat. Bahkan Rasulullah SAW sempat mencari-cari sosok yang tepat untuk ditunjuk sebagai muazin pertama kalinya.

Berapa Lama Hari Kiamat akan Berlangsung? Ini Penjelasannya

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan saat itu Rasulullah menunjuk Bilal bin Rabah sebagai muazin karena Bilal bin Rabah adalah salah satu sahabat yang terkenal memiliki suara merdu.

Di Madinah, Bilal dipilih langsung oleh Nabi Muhammad sebagai muazin pertama dalam sejarah Islam untuk mengumandangkan panggilan azan dari Masjid Nabawi.  

Anjuran Melewati Jalur Berbeda Saat Berangkat dan Pulang Sholat Idul Fitri dari Para Ulama

Masjid Nabawi di Kota Madinah Arab Saudi

Photo :
  • SPA

Dari sini muncul pertanyaan ‘Mengapa bukan Rasulullah SAW yang melakukan azan?

10 Makanan yang Menjadi Favorit Nabi Muhammad SAW

Merangkum penjelasannya dari laman YouTube Islam Populer dan beberapa sumber mengenai alasan mengapa Rasulullah SAW tidak pernah azan untuk memanggil salat. Berikut ulasannya:

Menurut penjelasan yang disampaikan Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu menjelaskan, Rasulullah SAW lebih utama menjadi imam salat daripada mengumandangkan adzan. Hal ini diikuti oleh beberapa khalifah setelah Rasulullah.

Menurut pandangan ulama, tanggung jawabnya sebagai khalifah tersebut tidak mungkin diserahkan pada orang lain. Sebab itu, beliau meminta bantuan sahabatnya, Bilal bin Rabah, untuk mengumandangkan azan sebagai seruan salat.

Adapun menjadi imam salat berjamaah adalah keharusan bagi Rasulullah SAW dan para khalifah setelahnya.

Hikmah di balik Rasulullah SAW tidak mengumandangkan adzan salat

Beberapa ulama fiqih mengatakan, jika Rasulullah mengumandangkan azan, maka dikhawatirkan orang yang tidak langsung menjawab seruannya atau tidak langsung bergegas ke masjid akan ditimpa azab yang pedih.

Kekhawatiran itu berdasarkan ayat Alquran surah An Nur ayat 63 yang artinya: “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau azab yang pedih”

Lantunan adzan di Kota Muenchen Jerman, Sabtu 9 Juni 2018.

Photo :
  • Dokumentasi Norliza

Dijelaskan juga di dalam Kitab Mawahilul Jalil 4 alasan mengapa Rasulullah SAW tidak melantunkan azan salat

1. Rasulullah SAW tidak melantunkan azan saat masuknya waktu salat, karena jika Rasulullah mengatakan ‘Hayya Alas Shalah’ dan umat Muslim tidak segera melaksanakan, maka dikhawatirkan mereka akan diberikan azab yang pedih.

2. Alasan kedua Rasulullah SAW tidak melantunkan azan karena beliau adalah Rasul. Sesuai ketentuannya Rasul tidak boleh bersaksi atas dirinya sendiri. Yakni mengucapkan ‘Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah’ yang berada di salah satu lafaz azan.

3. Kemudian, jika Rasulullah SAW mengumandangkan adzan dan sampai pada lafaz ‘Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah’. Maka seakan ada pemahaman bahwa ada nabi selain dirinya.

4. Lafaz azan pertama kali diisyaratkan melalui mimpi sahabat Rasulullah yakni Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab. Maka dari itu, Rasulullah SAW mewakilkan kepada selain darinya untuk mengumandangkan azan.

Rasulullah pernah azan ketika cucunya lahir

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Anggara Wicitra Sastroamidjojo momong bayi saat rapat

Photo :
  • Dokumentasi Anggara Wicitra Sastroamidjojo

Hasan bin Ali bin Abi Thalib merupakan cucu pertama Rasulullah SAW. Lahirnya Hasan merupakan salah satu sumber kebahagiaan Rasulullah dan juga umat Islam, Nabi Muhammad pun segera mengazani Hasan ketika ia dilahirkan.

Dari Ubaidillah bin Abi Rafi, dari ayahnya ia berkata “Saya melihat Rasulullah SAW mengazani telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan oleh Fatimah seperti azan untuk panggilan shalat” (HR. At-Tirmidzi)

Dalam buku Ali bin Abi Thalib karya Ali Audah juga dijelaskan, Hasan dilahirkan Fatimah pada pertengahan Ramadhan. Nabi Muhammad kemudian menyerukan azan di telinga bayi yang baru lahir itu.

Beliau mengazankan Hasan di telinga kanan dan membacakan iqamah di telinga kirinya. Inilah yang mendasari umat Muslim disunnahkan untuk azan ditelinga bayi yang baru lahir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya