Tips Etika Pelajar saat Berinteraksi di Dunia Digital

Webinar etika pelajar di dunia digital
Sumber :
  • Siberkreasi

VIVA Edukasi – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para siswa dan guru di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

Kemenkominfo Gelar Kegiatan Chip In "Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya"

Kegiatan yang dilaksanakan secara webinar ini berlangsung Jumat 12 Agustus 2022 yang dimulai pukul 09.00 – 11.00 WIB dengan peserta sebanyak 1.894 orang.

Ilustrasi media sosial/konten digital untuk kampanye politik

Photo :
  • Freepik
Enam Etika Silaturrahim

Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Ini lantaran dari laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia.

Kemenkominfo pun merespon makin meningkatnya pengguna internet di Indonesia dengan melaksanakan program literasi digital nasional dalam webinar yang kali ini mengangkat tema “Etika Pelajar di Dunia Digital.” Di mana kegiatan ini menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Kirim Surat Amicus Curiae ke MK, Megawati Singgung Etika Presiden Jokowi

Ilustrasi media sosial.

Photo :
  • U-Report

Diawali dengan sambutan Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang menyatakan kemajuan teknologi digital perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital. “Peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak dan tepat guna,” kata Semuel Abrijani Pengerapan dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta, Minggu (14/8).

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate dalam kesempatan itu menyatakan jika Pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ diterapkan. Pihaknya pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi digital.

“Program literasi digital nasional ini akan terus dilaksanakan untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri tanpa terkecuali. Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak boleh meninggalkan seorang pun untuk merasakan manfaat dari agenda transformasi digital nasional. Mari bersama-sama berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” ucap Menkominfo Jhonny G. Plate.

Dalam webinar Sektor Pendidikan Wilayah Sumatera di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan ini, tampil sebagai narasumber pertama yakni Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan, Markoginta yang membawakan materi Etika Digital.

Markoginta dalam pemaparannya menjelaskan jika ruang lingkup etika digital adalah kesadaran, tanggung jawab dalam berinternet, integritas atau kejujuran pada saat berinternet, kebajikan atau kebaikan dalam memposting konten yang positif dan bermanfaat.

“Etika berinternet juga tidak kalah penting dalam berinternet. Etika berinternet adalah tata krama dalam menggunakan internet,” jelasnya.

Tampil sebagai narasumber kedua, Ridwan Muzir yang merupakan peneliti dan pengasuh Tarbiyah Islamiyah.com, membawakan materi Keamanan Digital. Ridwan menyebut Ruang Digital bisa berbahaya bagi pelajar lantaran kodratnya sebagai anak-anak adalah bermain, sehingga bagi pelajar Ruang Digital merupakan media bermainnya yang pertama kali.

Untuk itu menurutnya perlu mengamankan etika para pelajar agar bisa paham akan etika dalam bermedia sosial. “Yang pertama yaitu tumbuhkanlah kesadaran bahwa walau di dunia digital pada dasarnya kita tetap berinteraksi dengan manusia yang nyata. Kedua yaitu pendisiplinan yaitu pembiasan pada hal-hal yang etis dan baik. Ketiga yaitu tauladan, orang tua dan guru harus memberikan teladan dalam menggunakan gawai. Keempat yaitu pendampingan atau dialogis, orang tua harus mendampingi dan jadi teman diskusi (dialog) anak dalam menjelajahi dunia digital,” ungkapnya.

Sedangkan pemateri terakhir dalam webinar ini yakni Anang Dwi Santoso yang merupakan seorang Dosen di Universitas Sriwijaya, tampil membawakan materi Budaya Digital.

Ia menyebutkan dilihat dari sisi konten kreatif, setiap menggunakan media digital dengan bijak sebaiknya harus tahu potensi yang ada dalam diri kita sehingga kita nanti bisa mengembangkan platform yang ada di dunia digital.

Setelah itu mulailah membanjiri media digital dengan konten-konten positif yang dapat bermanfaat bagi banyak orang, sebisa mungkin meningkatkan kapasitas diri kemudian menjadi subjek dalam membuat konten kreatif dan memanfaatkan media sosial.

Di akhir sesi webinar, peserta diberi kesempatan menyampaikan beberapa pertanyaan yang dijawab secara langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Aida Gunawan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya