Sejarah Bulan Syaban: Beralihnya Kiblat dari Baitul Maqdis ke Kabah dan Hikmahnya

Masjidil Haram diguyur hujan deras pada 2 Januari 2023
Sumber :
  • Haramain Sharifain

VIVA Edukasi – Syaban merupakan salah satu bulan istimewa dalam sejarah Islam. Bulan yang termasuk ke dalam bulan haram ini menyimpan banyak peristiwa, salah satunya sejarah soal beralihnya kiblat dari Baitul Maqdis, Palestina ke Kabah, Mekah, Arab Saudi.

Arab Saudi Kemungkinan Ikut Ajang Miss Universe, Kandidat Lagi Diseleksi Ketat

Menukil lama Majelis Ulama Indonesia Jumat, 24 Februari 2023, dalam Ensiklopedia Islam yang diterbitkan Kementerian Agama dijelaskan bahwa kiblat merupakan arah yang dituju umat Islam ketika melaksanakan ibadah shalat.

Masjid Al-Aqsa.

Photo :
  • U-Report
Aturan Baru, Arab Saudi Izinkan Semua Jenis Visa Bisa Ibadah Umrah

Peralihan kiblat

Berkenaan dengan peristiwa beralihnya kiblat yang terjadi pada Bulan Syaban, Alquran telah mencatatnya dalam firman Allah SWT surat Al Baqarah ayat 144 sebagai berikut:

Hamas Melunak, Setujui Konflik dengan Israel Pakai Solusi Ini

“Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.”

Menjelaskan ayat di atas, ulama ahli hadis, Imam Al Qurthubi menjelaskan lewat kitab tafsirnya mengatakan bahwa Allah SWT menurunkan ayat peralihan kiblat kepada Rasulullah SAW pada malam Selasa.

“Tepatnya pada pertengahan bulan Syaban yang dikenal dengan istilah malam Nisfu Syaban,” Tulis Imam Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi, juz 1, halaman 671.

Diketahui arah kiblat yang semula umat Muslim menghadap kala shalat yakni berada di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha), Palestina. Kemudian melalui ayat ini, Allah alihkan kiblat menjadi ke Kabah (Masjidil Haram) Mekah, Arab Saudi.

Diceritakan pula oleh Imam Baidhawi, ayat di atas berkenaan dengan penantian Nabi Muhammad SAW memohon dan menunggu datangnya wahyu. Rasulullah SAW berharap, Allah SWT mengalihkan kiblat ke arah Kabah. Sebab, di sanalah tempat pertama Islam diserukan dan menjadi kiblat Nabi Ibrahim.

Masjid Al Aqsa di Yerusalem (foto ilustrasi)

Photo :
  • Al-Aqsa Mosque by David Shankbone

Hikmah peralihan kiblat

Syekh Wahab Zuhaili dalam bukunya Tafsir al-Wasith menjelaskan bahwa terdapat 3 hikmah peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram.

1. Mematahkan pandangan penentang Rasulullah

Ahlul kitab mengetahui kebenaran bahwa arah kiblat Nabi mereka berada di Kabah. Hal ini pula yang menjadi bahan cercaan atas Nabi Muhammad SAW yang menghadap ke Baitul Maqdis. Sedangkan di lain sisi, kaum musyrik memandang bahwa seorang utusan dari keturunan Nabi Ibrahim diutus untuk menyempurnakan ajaran Nabi Ibrahim. Alhasil, dengan berpindahnya arah kiblat, Allah SWT mematahkan pandangan para penentang Rasulullah tersebut.

2. Memberi keistimewaan untuk bangsa arab ‘sebab’ Rasulullah ada di sana.

Kesempurnaan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada bangsa Arab dan umat Islam. Rasulullah SAW berasal dari keturunan bangsa Arab, begitu pula Alquran diturunkan dengan berbahasa Arab. Keistimewaan inilah yang disebut dengan kesempurnaan nikmat Allah SWT kepada bangsa Arab. Dengan sebab adanya peralihan kiblat ke Kabah.

3. Memantapkan keimanan Muslimin

Memantapkan keimanan umat Islam. Cercaan dan hinaan yang diarahkan kepada umat Muslim sebab kiblat yang semula di Baitul Maqdis, tidak serta-merta meruntuhkan keimanan mereka untuk taat kepada Rasulullah SAW. Hal ini pula yang menempa keimanan umat Muslim kepada Allah SWT dan Rasul-Nya kian kokoh dari waktu ke waktu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya