Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi

Bimbingan Menulis Maxnovel (Doc: Istimewa)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Jakarta – Industri budaya Indonesia, terutama di bidang film dan drama, menghadapi tantangan dalam penyebaran karya-karya lokal ke dunia internasional.

Viral! Turis AS Kagum dengan Stasiun dan KRL Jakarta, Sebut Lebih Baik Dibandingkan Subway New York

Salah satu pondasi sastra, khususnya melalui genre novel, memiliki potensi besar untuk memperkuat keberadaan budaya dan kebolehan anak bangsa di kancah nasional.

Novel bukan hanya sekadar karya seni atau fiksi yang bisa dinikmati sambil lalu, melainkan sarana untuk menumbuhkan minat baca dan menyuarakan gagasan.

Transformasi Guraru dari Acer, Keuntungan yang Didapatkan Guna Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

MaxNovel, aplikasi penyedia cerita pendek, bersama dengan berbagai universitas di Indonesia, termasuk Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi (LP3I), bekerja sama dalam rangka memberdayakan kemampuan para penulis muda.

Melalui bimbingan dan dukungan profesional, mereka tidak hanya mengajarkan teknik penulisan, tetapi juga menginspirasi semangat kreatif dan bakat sastra siswa-siswi.

Unhas Antisipasi Kecurangan Berteknologi Canggih di UTBK 2024

MaxNovel tidak hanya terbatas pada pengembangan penulis, tetapi juga pada inklusivitasnya, dengan memberikan kesempatan kepada siswa putus sekolah untuk kembali ke sekolah dan mengasah keterampilan sastra mereka.

Ilustrasi anak menulis

Photo :
  • pixabay/picjumbo

Bersamaan dengan upaya untuk mengadaptasi karya-karya novel unggulan ke dalam bentuk film dan drama, MaxNovel juga telah membentuk tim video pendek, yakni MaxDrama, yang mengemas kisah-kisah pendek di dalam MaxNovel ke dalam mini series di platform TikTok.

Dengan konsep mini drama yang telah mencapai lebih dari 10 juta views, MaxDrama menetapkan standar baru dalam penyebaran kisah-kisah lokal melalui media visual, serta berencana untuk mengekspansi produksi film bioskop.

M. Ilham Sepri, co-founder mengatakan bahwa cerita fiksi sering kali di pandang sebelah mata.

"Cerita fiksi aca pkali dipandang sebelah mata di ranah para pembaca. Komitmen kami untuk menciptakan aplikasi inklusif yang membebaskan para penulis menuangkan kreativitasnya dalam segi kepenulisan cerita fiksi di Indonesia melampaui kepentingan komersial," kata Ilham dalam pernyataannya kepada wartawan, Kamis, 25 April 2024.

"Sebagai generasi muda, kami bertanggung jawab untuk melestarikan budaya gemar menulis serta membaca untuk anak-anak di masa mendatang."

Baca artikel Edukasi menarik lainnya di tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya