Timnas Kalah Lagi, Titah Menpora Dinanti

Pemain Timnas Indonesia, Irfan Bachdim (merah), berjibaku melawan Irak
Sumber :
  • REUTERS/Mohammad Abu Omar

VIVAbola - Tim nasional Indonesia menelan kekalahan pada laga pembuka Grup C Kualifikasi Piala Asia 2015. Meski Irfan Bachdim dan kawan-kawan batal menjadi lumbung gol saat berlaga ke kandang Irak.

Rangking FIFA: Argentina di Puncak, Indonesia Makin Anjlok

Berada di Grup C, peluang Indonesia untuk lolos ke Australia terbilang kecil. Pasalnya, Timnas berkumpul dengan negara-negara kuat seperti Arab Saudi, Cina dan juara Piala Asia 2007, Irak.

Pendakian terjal tim asuhan Nil Maizar dimulai pada 6 Februari 2013 menghadapi Irak di Dubai. Diprediksi bakal jadi bulan-bulanan ternyata Timnas tampil solid dan disiplin dalam menggalang pertahanan.

Gempuran "Singa Mesopotamia" mampu diredam berkat ketenangan lini belakang dan positioning tepat kiper Endra Prasetya, membaca tandukan penyerang-penyerang jangkung Irak.

Sayangnya, keteledoran Handi Ramdhan memaksa Timnas pulang dengan tangan hampa. Handi coba melakukan backpass, sayang, tendangannya terlalu lemah dan arahnya tidak jelas. Younis Mahmoud tanpa kesulitan melewati Wahyu Wijiastanto yang kalah kecepatan.

Endra berusaha menghalau bola, tapi kecerdikan top scorer dan pemain terbaik Piala Asia 2007 tersebut masih terlihat. Dengan tenang, Younis menggocek dan melepaskan bola mendatar ke gawang kosong. Skor 0-1 menutup laga itu.

Strategi "Parkir Bus" Indonesia Gagal

Bocah Asal Poso Ini Akan Ikut Turnamen di Denmark dan Swedia

Usai laga, Nil mengakui timnya memang ingin bermain 60 persen fokus di pertahanan dan menerapkan strategi serangan balik cepat. "Tapi, kami membuat satu kesalahan dan kebobolan satu gol," katanya.

"Kami datang kemari mengincar satu poin dan berpikir bisa saja mencuri tiga poin saat melawan Irak di Indonesia. Sekarang saya akan pulang dan berpikir bagaimana mengalahkan Irak di kandang," sambung mantan peracik strategi Semen Padang itu.

Rangking FIFA: Posisi Indonesia Makin Merosot

Ketatnya strategi "parkir bus" 4-4-1-1 ala Nil memang kerap menyulitkan pemain-pemain Irak. Memiliki kelebihan postur tubuh dan teknik, tak lantas membuat Irak leluasa membangun serangan.

"Pertandingan tadi cukup sulit. Sejak menit pertama sudah jelas kita melawan tim dengan pertahanan yang disiplin. Membuat kami kesulitan untuk penetrasi," aku pelatih Irak, Hakeem Shakir.

Hasil kekalahan tipis ini memang menunjukkan performa Timnas mulai membaik, meski masih kesulitan mencetak gol. Namun, dari segi permainan, Timnas jelas kewalahan menghadapi tim papan atas Asia.

Menilik dari statistik, tercatat Irak membuat lebih dari 20 tembakan ke arah gawang Endra. Beruntung, banyak peluang matang mentah karena kurang sabarnya para pemain Irak.

Performa Meningkat Setelah "Disentil" Menpora?

Pekerjaan rumah tim Nil Maizar masih amat besar, apalagi dari segi barisan penyerang. Tercatat hanya sebuah tendangan ke gawang yang dibuat Vendry Mofu Cs sepanjang 90 menit laga. Pola permainan tim juga masih terkesan sporadis.

Meski tidak terlalu berkesan, yang patut diacungi jempol adalah mentalitas pemain yang tampak serius ingin membuktikan kualitas mereka. Apakah mungkin performa timnas jadi terlecut karena ucapan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, beberapa waktu lalu.

Saat Menpora menyambangi kantor VIVA.co.id, ia sempat mengatakan hasil buruk tidak akan ditolerir. Roy mengaku sangat kecewa dengan kekalahan Indonesia 0-5 dari Yordania pada laga persahabatan, 31 Januari 2013. Roy pun mengultimatum agar Timnas meraih hasil positif saat melawan Irak.

Jika kembali meraih hasil buruk saat melawan Irak, Roy menegaskan Pemerintah akan ikut menata pembentukan Timnas saat melawan Arab Saudi pada laga kedua Grup C, 22 Maret 2013.

"Sebelumnya saya sudah memberikan saran kepada PSSI agar ikut menata Timnas dari sisi Pemerintah, itu bukan intervensi. Tapi, PSSI keberatan, maka saya biarkan. Tapi, hasilnya Indonesia kalah 0-5 dari Yordania," ujar Roy di kantor VIVA.co.id, Selasa 5 Februari 2013.

"Saya akan biarkan rakyat lihat hasil Indonesia lawan Irak. Setelah itu saya akan menjaring betul komentar dari masyarakat, inilah hasil kalau Timnas diurus PSSI Pak Djohar. Besok kita evaluasi, ayo nanti lawan Arab Saudi coba Pemerintah membantu PSSI menyusun Timnas," sambungnya.

Selain jadi "sentilan" untuk meningkatkan permainan, ucapan Roy juga menjadi "angin segar" karena membuka pintu pemain-pemain ISL dan memperbaiki kinerja tim di belakang layar.

Hal itu tampaknya membuat pemain Timnas bekerja ekstra keras. Dengan kemungkinan bergabungnya pemain-pemain senior Timnas tentu membuka peluang tim tampil lebih baik dan kompetitif menghadapi laga-laga ke depan.

Sebelum Piala AFF akhir tahun 2012 lalu, PSSI KLB Ancol pimpinan La Nyalla Mattalitti yang menaungi klub-klub ISL sempat menyatakan bersedia melepas pemainnya. Dengan satu syarat, jika manajemen Timnas dirombak dengan individu yang lebih profesional atau ditangani Pemerintah.

Sekarang, langkah awal cukup positif sudah dilakoni Timnas. Jika materi pemain bisa diperlengkap dengan bergabungnya pemain-pemain ISL, tampaknya tidak muluk jika berharap hasil lebih baik.

Akar permasalahan di Timnas sebenarnya sudah terlihat dengan memperbaiki sisi manajerial, karena para pemain cenderung akan mengekor di belakangnya. Jika menunggu sikap dari para elite politik sepakbola tampaknya sulit.

Jadi, sekarang kita tinggal menunggu langkah selanjutnya dari Menpora. Apakah terus memberikan toleransi atau berniat memperbaiki. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya