Kasus Korupsi Guncang Kongres dan Pemilihan Presiden FIFA

Kantor pusat FIFA di Zurich, Swiss.
Sumber :
  • REUTERS/Ruben Sprich
VIVA.co.id –
Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3
Jelang kongres dan agenda Pemilihan Presiden FIFA, federasi sepakbola dunia tersebut harus mendapat cobaan yang cukup berat. Beberapa pejabat FIFA ditangkap pihak kepolisian Swiss karena dugaan kasus korupsi.

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?

Dugaan korupsi di lembaga tertinggi sepakbola dunia ini bukan hal yang baru, namun tak banyak bukti yang terungkap. Akan tetapi,  kabar mengejutkan muncul usai pihak kepolisian Swiss melakukan penangkapan Hotel Baur au Lac, Swiss, Rabu waktu setempat, 27 Mei 2015.
Indra Sjafri Disuruh Iwan Bule Jujur Soal PSSI, Jawabannya Mengejutkan


Mereka semua dituding terlibat korupsi senilai sebesar £65 juta.  Pejabat berwenang Swiss mengatakan, penangkapan dilakukan setelah mendapat instruksi dari  Federal Office of Justice (FOJ) dan saat ini masih dalam penahanan di Swiss.

"Kami terkejut melihat berapa lama hal ini sudah terjadi dan seberapa dalam memasuki seluruh bagian dari FIFA. Sepertinya ada di setiap elemen federasi dan itu adalah cara mereka berbisnis," tulis sumber tak tidak disebutkan namanya.

"Sepertinya ini korupsi yang institusional," ujar salah satu pekerja yang menangkap pejabat FIFA tersebut, seperti yang dilansir The New York Times.


Penangkapan para pejabat tinggi FIFA ini, tentunya menjadikan pukulan telak bagi organisasi pimpinan Sepp Blater tersebut yang akan menggelar Kongres ke-65 yang rencananya digelar hari Jumat, 29 Mei 2015.


Calon Presiden FIFA, Pangeran Ali Bin Hussein, menyayangkan adanya kasus memalukan yang melibatkan anggota FIFA itu hanya selang beberapa hari sebelum kongres digelar. Pria asal Jordania itu bahkan mengatakan, jika hari ini merupakan hari paling menyedihkan bagi sepakbola dunia.


"Hari ini adalah hari yang paling menyedihkan bagi sepakbola," ujarnya seperti dilansir Eurosport. Pangeran Ali sendiri akan bersaing dengan Sepp Blatter untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di FIFA.


Tentu saja, sebagai penantang, dia memiliki kesempatan baik untuk mencuri perhatian para pemilik suara. Apalagi dalam beberapa kesempatan berkampanye, dia selalu mendengungkan akan melakukan pembersihan dalam tubuh organisasi jika nantinya terpilih.


"Ini masih akan terus berkembang. Masih banyak fakta-fakta yang akan muncul. Saya tidak bisa terlalu berkomentar lebih jauh saat ini,” katanya.


Namun, juru bicara sekaligus direktur komunikasi FIFA, Walter De Gregorio memastikan kongres akan tetap digelar sesuai agenda awal. Meskipun, ada beberapa pejabat yang telah ditangkap karena dugaan kasus korupsi ini.


"Tidak ada ide untuk menunda kongres atau pemilihan presiden. Ini adalah hal yang tak ada hubungannya. Karena itu pemilihan tetap berlangsung seperti yang sudah direncakanan," kata De Gregorio dikutip New York Time.


Janji Kooperatif

Federasi Sepakbol Dunia (FIFA) akhirnya angkat suara perihal penangkapan beberapa pejabatnya.  Mereka menyatakan siap bersikap kooperatif dan mendukung pembasmian masalah di dunia sepakbola.


"FIFA sepenuhnya bekerja sama dengan proses penyelidikan dan mendukung pengumpulan bukti dalam hal ini. Sebagaimana dicatat oleh otoritas Swiss, pengumpulan bukti sedang dilakukan secara kooperatif," demikian isi pernyataan di laman resmi FIFA.


Para pejabat yang tertangkap tersebut,  kabarnya akan diekstradisi ke Amerika Serikat dan menjalani pengadilan di sana. Seperti dikutip Football-Italia, sembilan orang yang ditangkap itu terdiri atas lima ofisial dan empat corporate executive.


Salah satu nama paling tenar yakni, Jeffry Web, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Presiden FIFA dan Presiden CONCACAF. Mantan Wakil Presiden Jack Warner juga masuk daftar bersama anggota komite eksekutif, Eduardo Li dan Eugenio Figueredo.


Selain itu, ada nama Costas Takkas yang menjabat atase presiden CONCACAF, FIFA Development Officer Julio Rocham dan Presiden Federasi Sepakbola Venezuela, Rafael Esquivel. Jose Maria Marin selaku anggota komite organising FIFA dan mantan Presiden CONMEBOL, Nicholas Leoz juga masuk dalam daftar ini.


Mereka juga memasukkan empat nama lain yang merupakan sports marketing executives yakni, Alejandro Burzaco dari Argentine business Torneos y Competencias SA, Aaron Davidson dari Traffic Sports USA, Hugo dan Mariano Jinkis dari Full Play Group SA.


Menpora Ikut Komentar

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menegaskan bahwa dirinya siap bertanggung jawab dengan kondisi persepakbolaan nasional saat ini. Bahkan, bila Indonesia dijatuhi sanksi oleh FIFA.


Indonesia memang berpeluang kena sanksi dari FIFA pada 29 Mei mendatang, menyusul pembekuan yang dilakukan pihak Kemenpora kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). FIFA memang menolak adanya tekanan dari pemerintahan kepada induk sepakbola di yang berada di bawah naungan mereka.


Wakil Ketua Umum PSSI, Erwin Dwi Budiawan, membeberkan sudah menerima perkembangan terbaru dari delegasi yang saat ini sedang berada di markas FIFA, Zurich, Swiss. Erwin menyebut, pihak FIFA sudah menyiapkan rancangan (draft) sanksi kepada Indonesia.


Namun, Imam tak gentar dengan ancaman dari FIFA. Bahkan, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini siap bertanggung jawab, karena beralasan putusannya demi membuat sepakbola lebih maju dan bersih.


"Ada atau tidak ada sanksi, saya tegaskan bahwa Imam Nahrawi akan bertanggungjawab. Sebagai bangsa yang besar, kita tidak perlu takut dengan ancaman apapun, karena niat untuk memperbaiki prestasi dan masa depan sepakbola nasional," kata Imam Nahrawi di sela kunjungannya ke Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Rabu, 27 Mei 2015.


"Kita tidak ingin anak cucu kita yang berlatih keras untuk menjadi atlet atau pesepakbola, gagal menjadi pemain nasional dan berprestasi karena ulah tangan-tangan kotor mafia," lanjutnya.


Imam juga menganggap penangkapan sejumlah pejabat FIFA di Swiss menjadi barometer terhadap ketidakberesan yang terjadi di Tanah Air. Dia mengajak masyarakat Indonesia untuk terus melawan mafia yang selama ini digaungkannya.


"Ini menujukkan bahwa di FIFA juga ada masalah. Karena itu rakyat jangan takut dan tak usah gentar. Kalau selama ini mengagung-agungkan mereka sesungguhnya saat ini ada masalah yang sangat besar," ujar Imam Nahrawi lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya