Piala Eropa 2016

Mati-matian Berburu Tiket Terakhir ke Piala Eropa

Zlatan Ibrahimovic saat Swedia disingkirkan Portugal
Sumber :
  • REUTERS/Erik Martensson
VIVA.co.id
Gol Umar Buat Nigeria Semakin Kokoh di Olimpiade 2016
- Delapan tim akan berjuang merebut empat tiket tersisa menuju Prancis tahun depan. Tim-tim peringkat ketiga dari setiap grup babak kualifikasi akan bertarung dalam partai playoff Piala Eropa 2016.

Draxler Terancam Tak Ikut ke Piala Eropa 2016

Duel pembuka adalah Bosnia Herzegovina akan menjamu Republik Irlandia pada leg pertama. Pertandingan ini digelar pada Jumat malam, 13 November 2015.
Timnas Prancis Tanpa Benzema di Piala Eropa 2016


Menyusul kemudian, sehari berselang Ukraina menghadapi tamunya Slovenia. Serta partai panas, Swedia kontra Denmark. Lalu pada Minggu, 15 November, duel lain yang juga tak kalah seru adalah tuan rumah Hungaria melawan Norwegia.

Misi Ukraina hapus kutukan playoff

Tugas berat harus dipikul Mykhailo Fomenko. Pelatih Ukraina itu dituntut membawa timnya lolos sekaligus menghapus kutukan playoff yang kerap menerpa.


Diketahui selama ini Ukraina memang sering apes ketika tampil di babak tersebut. Tengok saja kejadian pada Piala Dunia 1998, 2002, 2010 dan 2014 silam. Belum lagi kejadian di Piala Eropa 2000 lalu.


Sadar dengan situasi itu, Fomenko meminta anak asuhnya jangan dulu lemah mental. Dia meminta Anatoliy Tymoshchuk cs fokus menatap pertandingan ke depan dan tak mempedulikan catatan buruk di masa lalu.


"Ukraina kalah dalam semua partai playoff. Namun itu tinggal sejarah. Kita hidup hari ini dan fokus ke masa depan. Buat saya mungkin lebih nyaman ketika kita tampil di luar kandang lebih dulu. Namun tak ada yang bisa kita perbuat dengan undian," kata Fomenko.


Mengok rekor pertemuan, agaknya Ukraina patut cemas. Dalam empat kesempatan mereka selalu gagal menang. Dua kali kalah dan dua imbang. Pada 2004 lalu, mereka juga sempat bertemu di playoff. Slovenia sukses melaju setelah mencatat keunggulan agregat 3-2.


Tapi jangan salah. Saat ini Ukraina juga sedang melejit. Mereka hanya dua kali kalah dalam 17 laga terakhir di kandang. 11 menang dan 4 kali imbang.


Swedia berharap faktor kandang

Dua tim Skandinavia, Swedia dan Denmark terpaksa saling jegal untuk bisa melenggang ke Prancis. pada leg pertama, Swedia tampil sebagai tuan rumah. Situasi yang diharapkan pelatih mereka, Mikael Lustig membawa keuntungan sekaligus keburuntungan.


"Saya harap bermain di kandang bisa memberi keuntungan, khususnya ketika menghadapi laga semacam ini," kata Lustig.


Untuk dapat memaksimal peluang dalam leg pertama ini, Lustig akan mengamanatkan pasukannya tampil all out.


"Anda tidak ingin tim ini mengambil risiko, namun kita harus mencoba untuk berada selangkah di depan. Swedia harus menciptakan banyak gol dan mendapatkan hasil bagus di kandang," ungkapnya.


"Saya tahu akan sulit ketika bermain di Kopenhagen nanti. Karena itu Swedia wajib mencetak banyak gol sekarang. Ini akan berat, peluang kami dalah 50-50," kata Lustig lagi.


Swedia dan Denmark sudah bertemu sebanyak 103 kali. Zlatan Ibrahimovic cs hanya unggul tipis dengan rekor 45 kemenangan dan 40 kalah. Namun di lain sisi, dalam empat laga terakhir 'Tim Dinamit' selalu menang atas Swedia dan tidak pernah menderita kebobolan.


Peluang Norwegia akhiri penantian 16 tahun

Terakhir kali Norwegia tampil di turnamen besar adalah pada Piala Eropa 2000. Jalan mereka mengakhiri penantian hampir 16 tahun itu kini terbuka lebar.


Tinggal selangkah lagi mereka sampai ke Piala Eropa 2016. Pada partai playoff, Norwegia ditantang Hungaria.


Sebenarnya Norwegia nyaris lolos otomatis ke Prancis. Sayang, pada laga terakhir di Grup H, mereka kalah 1-2 dari Italia, sedangkan pesaingnya Kroasia meraih kemenangan tipis 1-0 atas Malta.


Secara umum, performa tim asuhan Per Mathias Hogmo juga menjanjikan. Mereka cuma dua kali gagal memetik poin sempurna di kandang dalam babak penyisihan.


Tapi sang pelatih sadar, catatan apik tersebut tak ada gunanya lagi. Mereka cuma harus menang atas Hungaria demi bisa melaju.


"Poin tidak lagi penting dalam laga ini. Kami cuma harus menuntaskan pekerjaan di rumah sendiri. Kami tahu seperti apa Hungaria," kata Hogmo.


Sayangnya catatan rekor kurang mendukung bagi Norwegia. Hungaria berhasil tujuh kali mengalahkan mereka dan lima kali menahan imbang serta cuma lima kali kalah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya