Juara Dunia Limbung, Ujian Inggris di Wembley & 2 Kuda Hitam

Pemain Jerman, Mesut Oezil dan Lukas Podolski
Sumber :
  • Reuters / Fabrizio Bensch
VIVA.co.id
Oezil Tak Berharap Jadi Kapten Jerman
- Persiapan negara-negara peserta Piala Eropa 2016 memasuki tahap krusial. Lawan-lawan yang mereka temui berpotensi bakal kembali mereka hadapi di Prancis nanti. Kemenangan pendongkrak rasa percaya diri bisa jadi modal penting para kontestan.

Jerman Menang 10 Gol Tanpa Balas di Olimpiade Rio 2016
Setelah akhir pekan yang sibuk oleh laga-laga internasional menarik, pertengahan pekan ini kembali bakal tersaji partai-partai yang tak boleh dilewatkan.

Timnas Portugal Buka Peluang Raih Medali Olimpiade Rio 2016
Sebut saja mulai dari sang juara dunia, Jerman, yang berusaha bangkit usai kekalahan memalukan dari Inggris akhir pekan kemarin di Berlin. Tapi, Die Mannshaft menghadapi lawan tidak mudah yaitu jagoan bertahan, Italia.

Di partai lain, Inggris akan menghadapi raksasa yang tengah terluka, Belanda. Partai di Wembley nanti bakal menarik karena akan menguji konsistensi Three Lions, atau pelipur lara Die Oranje setelah gagal lolos ke Piala Eropa. 

Pertandingan yang tak kalah seru adalah Portugal kontra Belgia. Tak bisa dipungkiri, Belgia saat ini menjadi negara yang mengancam dominasi para jagoan Eropa. Sedangkan bagi Portugal laga ini bisa mengasah ketajaman mereka yang belakangan mulai tumpul.

Jerman Masih 'Terganggu', Italia Semakin Solid

Partai yang paling menarik untuk disaksikan adalah saat Jerman menghadapi Italia di Allianz Arena pada Rabu dini hari WIB, 30 Maret 2016. Dua nama besar sepakbola Eropa ini tak boleh dilewatkan saat sedang bertemu.

Tetapi, Jerman saat ini sedang dalam posisi limbung. Bagaimana tidak, unggul dua gol sang juara dunia malah kebobolan tiga kali dalam 30 menit sisa pertandingan. Sangat bukan Jerman.

Tak heran kekalahan itu memberikan dampak besar pada para pemain Jerman. Hal ini diungkapkan oleh asisten pelatih Jerman, Thomas Schneider, yang menyebut bahwa juara dunia 2014 itu menghadapi tugas berat dalam memulihkan kepercayaan diri para pemainnya.

"Kami berada di bawah sedikit tekanan setelah kekalahan itu. Kami harus memberikan perlawanan lebih besar terhadap Italia," kata Schneider dalam konferensi pers yang dirangkum oleh Soccerway.

"Kami harus bisa lebih konsisten. Kami melihat Italia dalam pertandingan terakhir melawan Spanyol. Mereka sangat baik, taktis dan fleksibel," tambah asisten Joachim Loew tersebut.

Italia merupakan bukan lawan mudah buat Jerman. Apalagi, terakhir tim asuhan Antonio Conte itu berhasil menahan juara bertahan Piala Eropa, Spanyol, dengan skor 1-1. Sang allenatore pun berjanji kalau skuad Italia yang ia miliki sekarang akan bermain dengan hati.

"Saya bisa yakinkan semua masyarakat Italia kalau grup yang diisi pria-pria sangat luar biasa dan kami adalah skuad yang mencintai kostum ini," ujar Conte percaya diri.

Yang Sedang Naik Daun Vs Yang Sedang Terpuruk
Yang Sedang Naik Daun Vs Yang Sedang Terpuruk

Laga lain yang tak boleh dilewatkan saat Inggris menjamu Belanda di Wembley Stadium. Publik tuan rumah pasti menantikan pertandingan ini setelah kemenangan sensasional di Berlin atas Jerman, sang juara dunia. Kini, lawan mereka adalah Belanda.

Memang, Belanda tidak lolos ke putaran final Piala Eropa 2016. Tetapi tetap saja nama besar Die Oranje tak mungkin pudar karena satu kegagalan saja. Apalagi, partai nanti masih dalam kondisi berkabung usai kepergian legenda Belanda, Johan Cruyff. Pasti banyak momen yang tak bisa dilewatkan.

Inggris kemungkinan besar akan melakukan rotasi menghadapi Belanda nanti. Pelatih, Roy Hodgson, mengisyaratkan akan memainkan Daniel Sturridge dan memberikan debut buat pemain Leicester City, Danny Drinkwater.

"Akan ada beberapa perubahan. Seberapa besar perubahan itu, Anda harus sabar dan melihatnya nanti," ujar Hodgson.

"Kami pasti sangat senang akan itu (menang atas Jerman) tapi momen berpuas diri sudah lewat. Kepala kami konsentasi pada tugas ke depan," tambah pria yang sudah malang melintang di sepakbola Inggris itu.

Saat Inggris tengah "terbang ke langit ke tujuh", rasa sebaliknya dirasakan oleh Belanda yang "sudah jatuh tertimpa tangga".

Sejak finis 3 di Piala Dunia 2014, penampilan Belanda menukik tajam. Guus Hiddink dan Danny Blind tak mampu membawa Oranje lolos ke Piala Eropa di Prancis nanti.
 
Tak sampai di situ, Belanda baru saja menelan kekalahan 2-3 dari Prancis di Amsterdam. Itu merupakan kekalahan keempat secara beruntun di kandang sendiri. Belum lagi satu per satu pemain mereka tumbang karena cedera di sesi latihan.

Saat ini tentu menjadi salah satu momen kelam yang ingin dilupakan oleh skuad Belanda. Laga kontra Inggris di Wembley nantilah yang dibidik jadi pemutar nasib mereka.

Bek Belanda yang bermain di Premier League bersama Southampton, Virgil van Dijk, merasa laga kontra Inggris bisa menjadi pembangkit semangat Die Oranje.

Ia meminta rekan-rekannya dalam skuad Belanda untuk menggunakan kesempatan melawan Inggris sebagai titik awal menuju Piala Dunia 2018.
 
"Kami berutang pada fans setelah apa yang terjadi, dan sebagai pemain kami merasa harus menjawabnya pada diri kami sendiri," ujar Van Dijk pada Mirror.
 
"Kami seharusnya bisa tampil lebih baik. Ini adalah saatnya untuk memberikan penampilan yang sangat bagus. Jalan kami menuju Piala Dunia dimulai di sini, di Wembley," tambahnya.

Duel 2 Calon 'Kuda Hitam'
Duel 2 Calon 'Kuda Hitam'

Partai terakhir yang menarik untuk disaksikan adalah pertemuan Portugal dengan Belgia di Estadio Dr. Magalhaes Pessoa. Pertandingan ini mempertemukan dua kandidat 'Kuda Hitam' yang bisa mengejutkan di Prancis nanti.

Belgia saat ini sedang menjadi kekuatan besar di Eropa, bahkan dunia, dengan menduduki peringkat dua rangking FIFA. Sebuah prestasi luar biasa bagi negara mungil di Eropa tengah.

Berkekuatan pemain macam Thibaut Coutouis di bawah mistar, lalu Vincent Kompany dan Thomas Vermaelen di belakang. Menumpuknya pemain berbakat di lini tengah.

Belum lagi nama seperti Romelu Lukaku, Kevin Mirallas, sampai Dries Mertens, dan Christian Benteke bakal jadi momok di lini depan. Belgia jelas punya kualitas untuk tampil mengejutkan.

Sementara bagi Portugal, pasukan asal semenanjung Iberia itu tengah dalam posisi menurun performanya. Pasca jadi runner-up di Piala Eropa 2004, Cristiano Ronaldo cs selalu gagal mendapat prestasi memuaskan.

Tahun ini, Seleccao das Quintas datang ke Prancis dengan status bukan tim favorit. Menurut data dari rumah judi William Hill, Portugal masih kalah diunggulkan dari sang tuan rumah Prancis, lalu Inggris, Jerman, Spanyol, Italia, bahkan Belgia.

Maka ini adalah saat terbaik bagi Portugal bermain lepas, dengan partai kontra Belgia sebagai pengasah ketajaman mereka. CR7 cs tak pernah mencetak tiga gol dalam delapan partai terakhir di semua ajang internasional.

Bukan hal yang menyenangkan saat lini depan mereka diisi oleh pemain sekelas Cristiano Ronaldo. Yang menarik adalah semakin mudanya lini tengah Portugal yang memiliki rata-rata usia 24,5. 

Pemain macam Renato Sanches yang masih 18 tahun, dan Bernando Silva juga Andre Gomez yang berusia 22 tahun kini berhasil menggusur nama-nama lama. Ditambah Nani yang kini kembali bersinar usai kembali ke Liga Portugal.

Partai Portugal kontra Belgia nanti pasti akan seru dan tak bisa dilewatkan. Performa kedua "Kuda Hitam" ini tak boleh lepas dari pandangan, karena bisa membuat kekacauan saat turnamen di mulai Juni nanti.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya