Probiotik Pengaruhi Suasana Hati dan Fungsi Otak

Ilustrasi gelombang otak.
Sumber :
  • unocero
VIVA.co.id
Pemerintah Diminta Sediakan Jaminan Bagi Pekerja Informal
- Probiotik, atau bakteri baik yang banyak terkandung di makanan fermentasi, ternyata tak hanya menyehatkan usus dan sistem pencernaan tubuh. Probiotik juga dikaitkan dengan peningkatan suasana hati seseorang, menurut banyak ahli.

Manfaat Sehat Jalani Peregangan Tubuh Secara Rutin

"Sebesar 99 persen serotonin diproduksi di dalam sistem pencernaan Anda, tepatnya di jaringan limfatik di usus atau jaringan limfa, bukan di otak," jelas dr Gabrielle Francis, praktisi pengobatan holistik yang klien-kliennya kebanyakan selebriti dunia, seperti Bruce Springsteen dan Aerosmith.
Cara Tepat Tangani Luka Kulit agar Tak Berbekas


Lebih lanjut dia mengatakan bahwa serotonin meregulasi hormon-hormon, sistem pencernaan, sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf. Dengan kata lain, serotonin bukanlah sekadar molekul bahagia, namun terdapat hubungan langsung antara kesehatan usus dan emosi Anda. Demikian dilansir dari
Daily Meal
.


Tak heran Anda sering merasa sakit perut saat sedang panik atau tegang. Begitu pula dengan orang stres yang sering mengalami konstipasi.


Selain itu, kesehatan usus juga memiliki hubungan signifikan dengan fungsi otak dan dipengaruhi secara langsung oleh keberadaan probiotik yang melindungi usus dari bakteri berbahaya.


Sebuah studi yang dilakukan belum lama ini menunjukkan tikus yang diberi makan diet tinggi lemak dan gula, tikus tersebut mengalami perubahan negatif pada bakteri ususnya yang dikaitkan dengan menurunnya fleksibilitas memori dan kognitif.


"Bakteri dapat merilis kandungan yang berfungsi sebagai
neurotransmitter
, menstimulasi saraf-saraf sensoris atau sistem kekebalan tubuh dan memengaruhi banyak fungsi biologis dalam tubuh," ujar Kathy Magnusson, peneliti sekaligus profesor di Oregon State University.


Dia menambahkan bahwa fakta tersebut memperlihatkan bagaimana lemak dan gula menganggu sistem bakteriaal yang sehat dan itu adalah salah satu alasan keduanya tidak baik untuk dikonsumsi.


"Ini bukan sekadar makanan yang bisa saja memengaruhi otak Anda, namun interaksi antara makanan dan perubahan-perubahan mikroba," ujar Magnusson. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya