Tragedi Cinta Berubah Jadi Transformasi: Wanita Jepang Habiskan Rp2 Miliar Biar Cantik
- Kbizoom
Jepang, VIVA – Kisah inspiratif sekaligus kontroversial datang dari seorang wanita Jepang bernama Lara. Perempuan ini memutuskan untuk menjalani transformasi total melalui serangkaian operasi plastik setelah putus cinta dengan mantan pacarnya.
Lima tahun lalu, Lara yang saat itu bekerja sebagai perawat, ditinggalkan oleh kekasihnya. Mantan pacar Lara mengkritik penampilannya yang dianggap "tidak terawat dan kelebihan berat badan". Rasa sakit hati yang mendalam mendorong Lara untuk mengambil keputusan besar dalam hidupnya.
"Saya tidak pernah naik pesawat sebelumnya, tetapi setelah putus cinta, saya terbang ke Korea dengan membawa uang tunai untuk melakukan transformasi tubuh," ungkap Lara, dipetik dari KBIzoom, Rabu, 4 September 2024.
Di Korea Selatan, Lara menjalani berbagai prosedur bedah plastik dalam waktu sembilan jam, termasuk kontur wajah, operasi hidung, dan operasi mata. Tak berhenti di situ, ia melanjutkan dengan prosedur tambahan seperti sedot lemak dan cangkok lemak, baik di Korea maupun Jepang. Total, Lara menghabiskan sekitar 18 juta Yen atau setara dengan Rp2 miliar untuk mengubah penampilannya.
Yang mengejutkan, keputusan berani Lara membuahkan hasil yang tak terduga. Setelah kehilangan lebih dari 10 kilogram dan menjalani berbagai operasi, Lara berhasil bangkit dari keterpurukan. Ia menjadi seorang influencer populer di Jepang, dengan foto-foto sebelum dan sesudahnya yang viral di media sosial.
"Saya bekerja keras dan berhasil melampaui pendapatan tahunan sebesar 10 juta Yen dalam waktu 6 bulan setelah operasi," ujar Lara dengan bangga.
Lara menekankan bahwa tujuan utamanya bukan hanya sekadar memiliki penampilan yang menarik, tetapi juga untuk menjadi mandiri secara finansial dan mental.
"Jika Anda benar-benar ingin bahagia, Anda perlu bekerja keras untuk mengubah diri sendiri, meskipun sulit, dan menciptakan kehidupan yang membuat Anda puas," pesannya.
Perubahan yang dialami Lara tidak hanya pada fisiknya, tetapi juga pada kepribadiannya.
"Dulu, saya sering menyalahkan orang lain dan merendahkan mereka untuk menjaga harga diri saya. Namun, setelah operasi dan mendapatkan kepercayaan diri, saya mampu mengubah bagian itu dari diri saya," ungkapnya.
Lara menyadari bahwa kebahagiaannya tidak hanya tergantung pada penampilan fisik, tetapi juga pada kepercayaan diri dan kekuatan mental. Ia berhasil membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, seseorang dapat bangkit dari keterpurukan dan meraih kesuksesan
Kisah Lara menjadi inspirasi bagi banyak orang yang merasa kurang percaya diri dengan penampilannya. Namun, kisah ini juga memicu perdebatan mengenai standar kecantikan dan dampak operasi plastik terhadap psikologis seseorang.