- instagram.com/kinglimaa
VIVA.co.id – Model berhijab asal Amerika Serikat, yang juga mantan Miss Minesota, Halima Aden muncul di sampul majalah Vogue Arab edisi Juni 2017. Aden dianggap sangat pantas menghiasi sampul majalah tersebut, lantaran dia dikenal sebagai model pertama yang mengenakan hijab di panggung mode.
Memakai model Muslim yang memakai busana muslim dalam kehidupan sehari-hari merupakan langkah yang cerdas untuk publikasi. Ini mengingat keputusan Vogue Arab yang sebelumnya dikecam karena memakai supermodel Gigi Hadid, yang didandani dengan kerudung.
Dikutip dari Fashionista, Jumat 2 Juni 2017, dalam sampul tersebut, Aden berpose cantik dengan menggunakan gaun hitam bermotif bunga putih. Dengan gaya artistik, dia duduk dan didandani oleh seorang make-up artist.
Dalam beberapa pemotretan, Aden mengenakan sejumlah koleksi musim semi 2017, termasuk busana dari Dior, Max Mara dan Norma Kamali. Adapun fotografer yang terlibat dalam pemotratan kali ini adalah Greg Kadel, penata gaya Paul Cavaco, make-up artist Hung Vanngo serta penata rambut Teddy Charles.
Foto sampul majalah itu disertai dengan tag line, Bintang Runway yang Menghancurkan Stereotip. Sementara dikutip dari Vogue, Pemimpin Redasi Vogue Arab yang baru, Manuel Arnaut mengatakan bahwa pemilihan model untuk edisi perdana setelah pengangkatannya sebagai Pimred Vogue Arab merupakan salah satu keputusan yang paling penting.
"Halima Aden yang mengatakan dengan bangga mengenakan hijab sebagai mahkotanya adalah model yang sempurna untuk edisi Ramadan ini," kata dia.
Menurutnya, lebih dari soal kecantikan yang sempurna, model berusia 19 tahun dan berdarah Amerika-Somalia itu mencapai puncak kariernya dengan keyakinan dan kepercayaan dirinya.
Dia juga memberi harapan bahwa keragaman dan rasa hormat adalah norma, tanpa pengecualian. Ini memungkinkan, orang dari setiap latar belakang, atau agama berpotensi untuk sukses seperti dirinya. (asp)
Wawancara Khusus Supermodel Berhijab yang Tinggalkan Dunia Fashion
Halima Aden adalah supermodel berhijab pertama yang meninggalkan industri fashion pada November 2020 karena alasan agama.
