Pentingnya Literasi Keuangan untuk Perempuan

Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA – Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kurang dari 30 persen orang Indonesia melek keuangan. Artinya, tingkat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap berbagai produk dan jasa keuangan masih rendah.

Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari

Melalui survei tersebut terungkap juga bahwa tingkat literasi keuangan perempuan lebih rendah dibanding pria, yaitu 25,5 persen, sedangkan pria 33,2 persen. Rendahnya tingkat literasi keuangan pada perempuan ini membuat mereka rentan menghadapi risiko keuangan, seperti kejutan finansial tak terduga dan kesenjangan sosial.

Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Horas Tarihoran mengatakan, literasi menjadi penting agar masyarakat memahami bagaimana mengatur keuangannya sehingga dapat mengurangi permasalahan di bidang keuangan.

Kondisi Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang Bekasi: Kepala Remuk Bibir Pecah

"Literasi keuangan yang rendah menurut survei menyebabkan masyarakat menghadapi kerawanan di bidang keuangan, seperti investasi bodong, sistem keamanan digital yang dibobol," ujar Horas saat konferensi pers Pelatihan Literasi Keuangan di Gedung Dharma Wanita, Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.

Kondisi tersebut juga menyebabkan banyak masyarakat yang tidak memahami bagaimana menggunakan produk tabungan atau asuransi yang mereka pilih. Mereka tidak sadar bahwa ketika menandatangani kontrak, ada manfaat dan risiko yang mereka tanggung.

Kasus Remaja Perempuan 16 Tahun Ditemukan Tewas di Dalam Hotel, Polisi Tangkap 2 Pria

Hal inilah yang kemudian mendorong PT Prudential Life Assurance mengadakan rangkaian Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan. Program ini merupakan komitmen Prudential Indonesia untuk memberdayakan perempuan Indonesia agar mampu mengelola keuangan keluarga dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kemiskinan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Titi Eko Rahayu, literasi keuangan perempuan khususnya para ibu bisa berdampak pada anak-anak mereka.

"Dengan memahami literasi keuangan, mereka mampu menjamin dan menyiapkan masa depan yang lebih baik, artinya mendukung tumbuh kembang dan perlindungan anak," kata Titi. (msf)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya