-
VIVA – Pengelolaan sampah masih menjadi persoalan utama yang dihadapi sebagian besar wilayah di Indonesia. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini banyak wilayah masih menggunakan metode penimbunan atau landfill di mana lahan yang dibutuhkan sangat luas namun proses pengurangan sampahnya lambat sehingga menimbulkan pencemaran.
Namun, dengan perkembangan teknologi, pengelolaan sampah bisa menjadi lebih baik bahkan bisa bermanfaat secara ekonomi. Teknologi yang dimaksud adalah RDF atau Refuse Derived Fuel yang salah satu fasilitasnya terdapat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jeruk Legi, Cilacap.
Diresmikan bulan Juli 2020 lalu, TPA Jeruk Legi adalah TPA pertama di Indonesia yang menghasilkan sumber energi terbarukan dengan teknologi RDF, yaitu teknologi yang mengolah sampah menjadi energi biomassa yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi terbarukan rendah emisi untuk mengggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Teknik RDF ini juga menggunakan cara pengomposan di mana proses pengomposan itu dipercepat hingga 7 hari saja menggunakan mikroorganisme, enzim, dan nutrisi. RDF juga tidak bisa ditiru sembarang di mana-mana karena belum tentu teknik tersebut cocok dengan daerahnya.