Lewat UMKM Banyak Ibu Bisa Sejahterakan Keluarga, Ekonomi Desa Bangkit

Ilustrasi UMKM
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Indonesia memiliki lebih dari 65 juta UMKM yang bergerak di berbagai sektor. Sebanyak 64 persen UMKM didirikan oleh perempuan, menjadikan UMKM sebagai ujung tombak penggerak perekonomian yang bersifat inklusif.

Remaja Perempuan 16 Tahun Tewas di Hotel Jaksel Dicekoki Inex dan Sabu

Meski demikian, perempuan pelaku UMKM masih banyak menghadapi tantangan. Salah satunya adalah memperoleh layanan keuangan sekaligus mendapat bimbingan dan literasi digital untuk mengembangkan potensinya.

Layanan fintech seperti pinjaman online alias pinjol, sebenarnya bisa menjadi solusi untuk hal tersebut. Sayangnya, isu miring mengenai pinjol membuat masyarakat enggan menggunakannya.

Ustaz Khalid Basalamah: Orangtua Gak Wajib Kasih Nafkah ke Anak Laki-laki Jika Sudah Baliqh

Padahal, layanan fintech tak selamanya memiliki sisi buruk. Perusahaan fintech Amartha mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa sebanyak 97,9 persen ibu mampu menyekolahkan anak-anaknya setelah bergabung dengan layanan fintech. Anak perempuannya pun berkesempatan lebih besar untuk mengenyam pendidikan yang setara dengan anak laki-laki.

UMKM

Photo :
  • Humas BRI
2 Pria yang Buat Remaja Perempuan 16 Tahun Tewas di Hotel Jaksel Terancam 20 Tahun Bui

“Kami melakukan riset setiap tahun untuk memastikan hadirnya pemberdayaan bagi ibu mitra kami yang tergambarkan melalui peningkatan pendapatan mereka. Selain itu, riset yang kami lakukan juga membuktikan bahwa perempuan mampu berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi daerah sekitar ia tinggal  dan turut menyejahterakan keluarga," ujar Head of Sustainability Amartha, Katrina Inandia dalam keterangan pers yang diterima VIVA.

Selain adanya peningkatan pendidikan bagi anak-anak di pedesaan, ibu mitra Amartha juga berhasil menciptakan lapangan kerja informal di desanya. Sebanyak 87.000 pekerjaan informal berhasil terserap, dan 75 persen pekerja tersebut merupakan perempuan, sehingga dampaknya berlipat ganda. Dalam hal ini terbukti bahwa perempuan sejatinya mampu menyejahterakan perempuan lain di sekitarnya.

Amartha mencatatkan, dalam kondisi pandemi ini, mitra binaan tetap mengalami peningkatan penghasilan sebesar 10 persen, di saat pelaku usaha lain mengalami penurunan yang signifikan. Di waktu normal, mereka bahkan dapat meningkatkan pendapatannya dari 200 persen hingga 700 persen dalam satu tahun.

Menurut riset yang dilakukan Amartha,  perempuan yang berpenghasilan lebih percaya diri untuk menghadiri kegiatan sosial. Perempuan juga tidak menikmati sendiri penghasilannya, karena sebagian besar pendapatan disalurkan untuk kepentingan keluarga, seperti merenovasi rumah, memenuhi kebutuhan anak, dan membantu suami untuk lebih sejahtera.

Lantas, bagaimana para perempuan bisa mewujudkan perekonomian yang lebih baik? Financial planner Annisa Aprilia, CFP membeberkan beberapa tips untuk dapat mewujudkan resolusi keuangan tersebut.

Pertama, tetapkan dahulu tujuan keuangan di tahun depan, tapi ingat untuk memastikan bahwa tujuan tersebut realistis untuk dilakukan. Misalnya, ingin menambah dana darurat sebesar 50 persen hingga akhir tahun 2022, atau memulai usaha online dengan pinjaman modal sebesar sekian rupiah.

Kedua, turunkan tujuan tersebut menjadi strategi yang bisa dilakukan. Misalnya dengan memperbesar porsi tabungan, mengembangkan aset dengan berinvestasi, membuka usaha sampingan, atau menambah jam kerja dengan menjadi freelancer. Terakhir, tuliskan dalam selembar kertas dan tempelkan di tempat yang sering dilalui.

Annisa juga memberikan tips untuk memilih platform fintech yang dapat membantu perempuan untuk mendapatkan layanan keuangan yang aman. Menurut Annisa, konsumen harus memastikan fintech tersebut telah terdaftar dan diawasi OJK, cari tahu pemberitaan mengenai perusahaan tersebut di media, dan tanyalah referensi dari kerabat yang pernah menggunakannya.

“Kuncinya adalah, kalau konsumen ingin mengembangkan asetnya melalui fintech, jangan pernah tergiur dengan iming-iming imbal hasil yang kelewat tinggi. Dan jika butuh akses pinjaman modal, perhatikan bunganya, pastikan tidak melebihi 0,8 persen per hari. Dengan begitu, kita semua dapat terhindarkan dari penipuan atas nama fintech”, tutup Annisa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya