5 Alasan Budaya Patriarki Langgeng di Indonesia

Ilustrasi Wanita Berolahraga
Sumber :
  • Amazfit

VIVA Lifestyle – Kamu harus tahu mengapa budaya patriarki langgeng banget di Indonesia, bahkan ruang untuk berpolitik pun bagi wanita sejak awal adanya pemilihan umum tidak membuat wanita punya hak dan ruang yang sama loh, kalah telak sama negara-negara yang baru mengizinkan wanita terjun ke politik.

Tentara Israel Jatuh Cinta ke Intel Iran yang Nyamar Jadi Wanita, Bocorkan Rahasia Militer

Nah, sebab itu, Viva mengulas alasan mengapa budaya patriarki langgeng banget di negara kita, Apa saja? Simak ulasannya sebagai berikut.

Ilustrasi Wanita Berolahraga

Photo :
  • Amazfit
Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil

1. Mereka yang menjunjung tinggi patriarki, Tidak sedikit yang mengatasnamakan aturan adat dan agama.

Sebagian wilayah di Indonesia masih kental dan kuat aturan adat yang menjadikan posisi pria lebih tinggi. Ada pandangan dalam agama yang memposisikan pria sebagai pemimpin, sehingga wanita tidak pantas berpendapat. Meski ujungnya, hal ini bisa disalahgunakan terus, loh!

Alasan Nico Bunuh Wanita Open BO yang Jasadnya Ditemukan di Pulau Pari

Budaya Jawa Barat.

Photo :
  • U-Report

Hal ini sebenarnya tidak ada masalah jika wanita masih berhak maju dan mewujudkan pengembangan kepribadiannya. Tapi gak semua orang memandang aturan ini.

Malah, ada yang menggunakannya untuk memuluskan kepentingan pribadi, misal berbuat yang dilihatnya karena wanita memang "semua kodrat"nya diperlakukan seperti itu. Tega banget, ya, ajaran yang baik malah dirusak oleh oknum-oknum yang banyak banget adanya di negara ini.

2. Pertanyaan Patriarkisme masih dijunjung masyarakat

Kamu pasti gak asing lagi dengan hal ini. Dari sisi pria, menurut anggapan pria harus lebih berani, gak boleh menangis, harus kuat, sementara wanita mendapat predikat manja dan gak kompeten yang selalu melekat.

Ilustrasi perempuan

Photo :
  • Eat This

Padahal, sekarang tidak sedikit cewek yang bisa melawan stigma itu. Banyak kok yang kuat dan suka kerja keras dibanding pria yang malas.

3. Kapitalisme membuat wanita tampil sesuai dengan stigma masyarakat dalam iklan

Coba lihat iklan parfum, pakaian atau kosmetik yang beredar, seolah-olah wanita digambarkan sebagai sosok yang hanya melihat penampilan saja. Cara jitu menaklukkan pria yang selama ini didambakan.

Perusahaan Jepang pasang iklan di ketiak wanita muda

Photo :
  • youtube

Wanita menganggap menghargai cinta dan memperbaiki diri demi pacar bukan demi rasa cinta pada diri sendiri. Kalau bukan hal itu yang ditampilkan, pasti representasi produk pun kurang menarik. Penjualan pun gak bakal naik. Wanita pun terpaksa menerima kenyataan tersebut karena dibombardir iklan bernada sama dan dikemas dalam visual yang menarik.

4. Praktik pembagian kerja patriarkis yang sudah berlangsung sejak masa pra sejarah

Sejak masa pra sejarah atau berburu dan meramu, praktik patriarkis sudah tidak langsung terjadi. Di masa itu, kaum pria bekerja di luar huniannya. Mereka berburu dan mencari makanan. memasuki masa bercocok tanam, ada alternatif pekerjaan baru yaitu menanam tumbuhan pangan. Sementara wanita berkarya di zona yang lebih nyaman.

Gua Petta Kere, Taman Prasejarah Leang-leang, diduga dihuni 10.000 tahun lalu

Photo :
  • Antara/ Dewi Fajriani

Mereka akan merawat anak, memasak hasil buruan, atau mengumpulkan bahan makanan yang ada di sekitarnya seperti buah-buahan.

tradisi, pembagian kerja ini masih dianggap orang adil. ini terus berlangsung hingga kini. Namun yang membahayakan adalah jika ada motivasi tersembunyi atau paksaan yang mengatasnamakan hal ini. Padahal, dari sisi wanita punya keinginan kuat untuk tetap berkarya dan menciptakan prestasi.

5. Orang tua mewariskan hal ini. Mereka bilang, wanita itu gak boleh jorok dan sebagainya

"Anak gadis gak boleh bangun siang", "Anak gadis gak boleh jorok", "Gadis kok gendut banget?" adalah hanya hal yang bisa didengarkan dari mulut mulut dari orangtua. Padahal, pria harusnya juga gak bangun siang, gak boleh jorok dan menjaga proporsional tubuhnya. Masa wanita saja?

Ibu dan anak

Photo :
  • Dokumentasi Lilla

Bagaimana kalau wanita bangun siang karena ia berjuang mati-matian demi masa sendiri dan keluarga? Bagaimana kalau jorok dan gemuk tapi prestasinya tinggi? melihat orang melihat sisi positifnya dari buruknya saja? memang sudah dibiasakan dibiarkan bias makanya terus merajalela.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya