Tips Literasi Digital untuk Bentengi Diri dari Informasi Hoax

Ilustrasi literasi digital.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru dan siswa di Kota Palembang, Sumatera Selatan. 

PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial

Kegiatan yang dilaksanakan secara online dan offline ini berlangsung Sabtu 1 Oktober 2022 yang dimulai pukul 09.00 – 12.00 WIB dengan peserta online sebanyak 351 orang dan peserta offline sebanyak 500 orang.Yuk scroll untuk simak artikelnya.

Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Ini lantaran dari laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. 

Menyongsong Revolusi Pendidikan, Workshop Daring tentang Etika dan Budaya Digital

Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia. Literasi digital nasional yang digelar secara online dan offline di Gedung Grand Atyasa Palembang ini mengangkat tema “Teknologi Untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar.” Di mana kegiatan ini menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Peningkatan Literasi Digital, Perpusnas Bantu 525 Desa di Sumut untuk Pengembangan Perpustakaan

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate yang juga tampil sebagai keynote speaker menyebut jika Pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ diterapkan. 

“Program literasi digital nasional ini akan terus dilaksanakan untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri tanpa terkecuali. Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak boleh meninggalkan seorang pun untuk merasakan manfaat dari agenda transformasi digital nasional. Mari bersama-sama berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” kata Menkominfo

Sementara Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang menyatakan kemajuan teknologi digital perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital. “Peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak dan tepat guna,” kata Semuel Abrijani Pengerapan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang H Ahmad Zulianto mengatakan ada kompetensi yang harus dimiliki dalam berkomunikasi di dunia digital, yakni kompetensi menyeleksi dan memverifikasi. 

”Kompetensi menyeleksi dan menganalisis digital informasi dalam pemilihan berita hoax, bagaimana cara kita membentengi diri dari informasi yang bersifat negatif, kompetensi dalam mengonsumsi dan berbagi berita, juga
kompetensi dalam memverifikasi dan berkolaborasi dalam bermedia digital,” tutur dia.

Hal senada disampaikan pemateri lainnya, dosen Universitas Bina Darma Pembina Aspikom Sumsel, Rahma Santhi Zunaida mengatakan jika dalam pembelajaran online harus pula memastikan apakah siswa memperhatikan atau tidak terhadap pembelajaran itu. Ia pun menegaskan jika kepada siswa harus pula diajarkan adanya etika dan bahasa yang bagus. 

“Sebagai orang tua kita juga harus mengajarkan kepada anak-anak untuk belajar digital dengan baik. Ajak pula siswa menjadi agen penangkal konten negatif,” ujar dia.

Sedangkan Dinda Fitriani Yasmin, Content Creator dan Key Opinion Leader mengungkapkan jika siswa mengalami kesusahan belajar maka dapat diperkenalkan media digital untuk membuat tugas sekolah menjadi lebih gampang. 
“Membuat tugas mereka lebih gampang, agar mereka juga bisa tahu bahwa di media sosial tidak hanya bisa membuat konten negatif tetapi kita juga bisa membuat konten positif. Contoh seperti kita bisa membuat tugas di sosmed seperti di tiktok dan lain-lain,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya