Pengusaha Perempuan Punya Peluang Besar di Sektor UMKM, Ini 3 Strategi yang Bisa Diterapkan

Ilustrasi perempuan bisnis
Sumber :
  • Freepik/gpointstudio

Jakarta, VIVA – Emansipasi wanita membuat banyak perempuan kini berani untuk menjadi pebisnis. Namun, bukan berarti mereka tidak menghadapi tantangan.

Dari AI hingga Privasi: 5 Tren Konsumen yang Akan Mendominasi 2025

Amalia Belmika, ketua panitia sekaligus penggagas diskusi ABC Vol. 1 mengatakan, tantangan yang dihadapi banyak pengusaha perempuan, adalah terutama terkait akses permodalan. Scroll untuk informasi selengkapnya!

"Saat bisnis berkembang, akses modal menjadi krusial. Namun, tantangan ini sering kali berbeda bagi pengusaha perempuan dibandingkan dengan laki-laki,” ujar Amalia saat diskusi bertajuk ABC: A Business Conversation Vol. 1, yang digelar BPP HIPMI Banom Womenpreneur.

Dipulangkan Pakai Ojek, Begini Kondisi Wanita yang Diculik di Bandung

Menurutnya, teknologi finansial menawarkan solusi pendanaan yang dapat membantu meningkatkan nilai bisnis perempuan. 

Aneh, Penculik Wanita di Bandung Hanya Ambil SIM Card HP Milik Korban

“Bahkan, menurut proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi ekonomi dari bisnis yang dimiliki perempuan bisa mencapai US$135 miliar pada 2025,” kata Amalia.

Dalam diskusi yang dihadiri oleh 50 pengusaha perempuan dari BPP HIPMI Womenpreneur, Ketua Asosiasi Financial Technology (AFTECH), Pandu Sjahrir menyoroti tiga strategi kunci dalam mengembangkan produk atau layanan yang kompetitif di pasar. 

Pertama, pentingnya menyediakan produk atau layanan yang benar-benar dibutuhkan konsumen (must-have). Kedua, kemampuan bersaing melalui inovasi teknologi di tengah transformasi digital yang pesat. Ketiga, pengusaha perlu bijak dalam memilih portofolio bisnis dengan risiko yang lebih mudah diatur, terutama dalam hal regulasi.

“Peluang bagi pengusaha perempuan, terutama di sektor UMKM, sangat besar. Jangan takut bermimpi besar dan membawa bisnis ke level global. Kuncinya adalah inovasi dan membedakan produk melalui unique selling point yang kuat," ujar Pandu.

Managing Director OCS Indonesia, Yohanes Jeffry Johary, menyoroti pentingnya memiliki strategi bisnis yang adaptif dan fleksibel sesuai dengan dinamika pasar serta kebutuhan pelanggan.

"Teknologi adalah kunci untuk menjaga layanan tetap berkualitas tinggi. Dengan teknologi, pengusaha bisa melakukan diversifikasi dan simplifikasi bisnis. Namun, yang lebih penting adalah kemampuan pemimpin bisnis untuk terus beradaptasi, bahkan dalam kondisi pasar yang tidak stabil," kata Jeffry.

Sementara itu, Ketua BPP HIPMI Banom Womenpreneur, Melissa Hamid, menjelaskan bahwa sejak dibentuk pada Desember 2023, komunitas BPP HIPMI Banom Womenpreneur telah berhasil menghimpun lebih dari 300 pengusaha perempuan. Forum ABC dirancang untuk memperkuat jaringan, menyediakan edukasi terkait pengembangan usaha, serta membuka akses permodalan.

"Visi kami adalah menjadi katalisator bagi pengusaha perempuan, membantu mereka meningkatkan kapasitas bisnis melalui jejaring, edukasi, dan akses ke modal. ABC: A Business Conversation merupakan langkah nyata kami untuk mendukung visi tersebut," ungkap Melissa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya