Indonesia Masih Endemis Kaki Gajah

Menteri Kesehatan, Nila Moeloek.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sebagian besar provinsi di Indonesia masih menjadi endemis Filariasis atau penyakit kaki gajah.

Dokter Duga Ada 3 Cacing di Tubuh Fajri Pria Obesitas 300 kg

Hanya ada enam provinsi yang bukan daerah endemis kaki gajah di Indonesia, yaitu provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.

Di sepanjang Bulan Oktober yang diperingati sebagai bulan eliminasi penyakit kaki gajah (Belkaga/Bebas Kaki Gajah), Kemenkes melakukan pemberian obat pencegahan massal (POPM) kepada penduduk kelompok usia 2 tahun sampai dengan 70 tahun yang berada di daerah endemis kaki gajah.

Selain Masalah Napas, Fajri Pria Obesitas Berbobot 300kg Idap Kaki Gajah

"Sampai dengan tahun ini, sebanyak 105 kabupaten/kota telah menyelesaikan POPM Filariasis dan memasuki tahap surveilans pasca POPM, dan sebanyak 29 kab/kota telah dinyatakan eliminasi Filariasis. Sedangkan sebanyak 131 kabupaten/kota tahun ini masih melaksanakan POPM Filariasis," ujar Nila, dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Selasa, 16 Oktober 2018.

Pada bulan tersebut, setiap orang di kelompok usia tersebut yang tinggal di wilayah endemis penyakit kaki gajah diingatkan untuk meminum obat pencegah kaki gajah, yang terdiri dari kombinasi tablet Diethylcarbamazine (DEC) 100 miligram dan Albendazole 400 miligram.

Tak Hanya di Kaki, Kaki Gajah Juga Bisa Serang Buah Zakar hingga Payudara

Dosisnya untuk usia 2-5 tahun adalah 1 tablet DEC dan 1 tablet Albendazole, usia 6-14 tahun mendapat 2 tablet DEC dan 1 tablet Albendazole, dan bagi yang berusia di atas 14 tahun mendapat 3 tablet DEC dan 1 tablet Albendazole.

Dengan meminum obat pencegah tersebut, satu kali dalam setahun dan selama minimal lima tahun berturut-turut, diharapkan pengobatan tersebut dapat memutus rantai penularan penyakit kaki gajah sepenuhnya.

Selain membunuh cacing filaria, obat ini mampu membunuh cacing lainnya, sehingga dengan minum obat, masyarakat akan mendapat manfaat ganda, karena selain mencegah filaria, juga mencegah cacingan.

Perlu diketahui, peringatan Belkaga diselenggarakan dalam rangka mewujudkan Indonesia Bebas Kaki Gajah atau Eliminasi Filariasis 2020. Namun, yang perlu diperhatikan adalah minum obat sesudah makan, dan dianjurkan di depan petugas kesehatan.

"Belkaga keempat di tahun 2018 dilaksanakan di 131 kabupaten/kota endemis Filariasis yang tersebar di 23 provinsi di Indonesia, termasuk provinsi Papua Barat,” imbuh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes.

(je)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya