Hari Tuberkulosis Dunia, Ini 8 Mitos dan Fakta Wajib Diketahui

Ilustrasi batuk/TBC/
Sumber :
  • Freepik/drobotdean

VIVA – Menurut Global Tuberculosis Reporte WHO 2019, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan penderita tuberkulosis (TB atau TBC) terbanyak di dunia, setelah India dan China.

Heru Budi Ingatkan Petugas Kesehatan Jangan Tolak Pasien TBC dari Luar Jakarta

Laporan WHO tentang kondisi TBC di dunia pada 2018 juga menyatakan bahwa setiap harinya di Indonesia terdapat 301 orang meninggal akibat TB. Selain itu, estimasi jumlah kasus TB mencapai 842.000 yang menyerang anak-anak maupun dewasa, namun yang terlaporkan hanya sebanyak 446.732 kasus. 

Menurut platform konsultasi dokter online, sebagian besar pertanyaan terkait tuberkulosis berasal dari orang berusia 31-40 tahun diikuti oleh usia 21-30 tahun. 

Kasus TBC di DKI Cukup Tinggi, Heru Budi Minta Camat Hingga Lurah Turun

Pada Hari Tuberkulosis Sedunia, yang diperingati pada 24 Maret setiap tahun, Dr Parth Shah, ahli paru yang berkonsultasi di Practo, India menyangkal beberapa mitos umum, seperti dikutip dari IndiaExpress.

Mitos 1: Tuberkulosis itu turun-temurun
Fakta: Tuberkulosis tidak turun-temurun. TB adalah penyakit yang ditularkan melalui udara yang menyebar ketika seseorang dengan TB aktif batuk, tertawa, bersin, atau bernyanyi, mengeluarkan partikel kecil yang terinfeksi ke udara. Partikel tersebut kemudian dapat dihirup oleh orang lain di dekatnya.

Riwayat Penyakit Dorman Borisman, Sudah 5 Tahun Keluar Masuk RS

Mitos 2: Jika penderita TBC batuk, otomatis saya tertular
Fakta: TBC tidak mudah tertular. Anda harus berhubungan dekat dengan seseorang yang mengidap TBC untuk waktu yang lama (biasanya berjam-jam atau berhari-hari).

Mitos 3: Tuberkulosis hanya terjadi pada kelompok sosial ekonomi bawah.
Fakta: Tuberkulosis bisa ditularkan oleh siapa saja, meski populasi tertentu seperti pendatang, orang dengan imunitas rendah, lanjut usia, tuna wisma, dan lain-lain memiliki risiko yang lebih besar. Orang-orang yang berhubungan dengan orang-orang ini juga berisiko.

Mitos 4: Infeksi tuberkulosis menyebabkan penyakit
Fakta: Tidak semua orang yang terinfeksi TB mengembangkan penyakit ini. Pada kebanyakan orang, sistem kekebalan membersihkan bakteri dan menghentikan perkembangbiakannya.

Mitos5: TBC disebabkan oleh kebiasaan merokok yang berlebihan.
Fakta: Perokok cenderung mengembangkan penyakit pernapasan. Namun, TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jadi merokok meningkatkan risiko terkena tuberkulosis.

Mitos 6: Tuberkulosis hanya menyerang paru-paru.
Fakta: Tidak. TB dapat terjadi di semua organ tubuh. Organ yang paling umum terkena TB adalah paru-paru dan kelenjar getah bening.

Mitos 7: Tuberkulosis dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah dan radiologi (Xray / Ct scan).
Fakta: TB tidak dapat 100 persen terdeteksi oleh tes ini. Investigasi darah dan investigasi radiologi adalah tes tambahan. Diagnosis akhir untuk tuberkulosis paru adalah tes dahak atau sekresi dari paru-paru, dan untuk situs lain, pemeriksaan jaringan.

Mitos8: TBC tidak dapat disembuhkan.
Fakta: TBC dapat disembuhkan bila diagnosis dan obat-obatan diberikan secara dini dan tepat. Juga, ketika perawatan lengkap telah diambil oleh pasien.

Media Diskusi Kalbe Academia for Media.

Penyakit Kronis Jangan Diabaikan, Ini Gejala Meningitis yang Bisa Terjadi pada Jemaah Haji dan Umrah

Meningitis atau radang selaput otak menjadi penyakit yang perlu diwaspadai oleh jemaah umrah terutama mereka yang memiliki komorbid atau sistem kekebalan tubuh yang lemah

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024