Begini Cara Merawat Lansia dan Orang Sakit di Rumah

Ilustrasi lansia
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Pernah dengar istilah home care? Ya, layanan perawatan di rumah yang kini sedang populer di masyarakat ini, menjadi salah satu solusi yang banyak dicari orang, khususnya penduduk perkotaan. 

Jemaah Haji Kategori Risiko Tinggi dari Kloter 3 Embarkasi Palembang Capai 91,7 Persen

Biasanya, orang-orang yang memanfaatkan layanan ini adalah mereka yang memiliki banyak tuntutan pekerjaan, sehingga kurang memiliki waktu untuk memberikan perawatan dan perhatian kepada anggota keluarga yang sakit atau yang sudah lanjut usia.

Layanan home care sendiri sudah banyak diaplikasikan di negara-negara maju, seperti Singapura dan Jepang. Namun, kini layanan tersebut juga tengah populer di Indonesia. 

Diisukan Tewas Diterkam Harimau, Ternyata Wanita Lansia di Madina Dibunuh Kekasihnya

Founder Insan Medika, Try Wibowo, mengatakan, biasanya layanan home care berfokus pada layanan live-in atau perawatan pasien selama 24 jam stand by di rumah. Adapun sebagian besar yang dirawat adalah orang tua atau lansia dengan Alzheimer dan demensia, serta pasien degeneratif lainnya. 

"Alih-alih menitipkan orang tua di panti jompo, orang lebih suka mencari perawat yang bisa menemani dan merawat orang tua 24 jam di rumah sendiri, karena dengan tinggal di rumah sendiri mereka akan merasa lebih dekat dengan keluarga," ujarnya saat memperkenalkan layanan home carenya.  

Evaluasi Pelaksanaan Haji 2023, Menag Sebut Tahun Ini Wajib Ada Surat Keterangan Kesehatan

Menurut data Survei Sensus Ekonomi Nasional BPS pada Maret 2020, persentase penduduk lansia mencapai 9,78 persen, naik dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 7,59 persen.

"Ini berarti, permintaan akan layanan home care akan terus meningkat ke depannya," lanjut dia. 

Selain untuk lansia, Try menjelaskan, home care memiliki layanan untuk merawat orang sakit atau pasien pasca sakit di rumah atau selama perawatan di RS. 

"Semuanya tinggal 24 jam. Jadi, perawat bisa mengawasi pasien dengan maksimal," kata dia. 

Menurut Try Wibowo, SDM-nya berasal dari perawat atau caregiver dengan latar belakang pendidikan kesehatan, seperti SMK Kesehatan hingga Diploma atau Sarjana Keperawatan, baik yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) maupun belum memiliki STR.

Ilustrasi kacamata.

8 Juta Orang Indonesia Alami Gangguan Penglihatan, 1.6 Juta di Antaranya Terancam Buta

Sebanyak 8 juta orang Indonesia mengalami gangguan penglihatan, dan 1,6 juta di antaranya terancam kebutaan, dengan katarak sebagai penyebab utama. Apa tanda-tandanya?

img_title
VIVA.co.id
21 Mei 2024