Pahami Lagi, Ini Tanda Bahaya COVID-19 pada Anak

Anak dan COVID-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Kasus konfirmasi COVID-19 pada anak di Indonesia dalam beberap waktu belakangan ini memang tengah mengalami peningkatan. Kasus positif COVID-19 pada anak diduga kerap terjadi dari lingkungan keluarga.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Indonesia Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Sejumlah kasus menunjukan kecenderungan anak banyak terpapar dari orang tua mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 gejala ringan atau bahkan tidak bergejala.

Dokter spesialis anak konsultan penyakit infeksi dan pediatri tropis Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.Trop.Paed dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberikan beberapa tanda bahaya saat anak terkena COVID-19.

Pose Menyentuh Nagita Slavina Gendong Baby Lily di Tempat Tidur, Raffi Ahmad: Buah Hati

Menurut dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Kementerian Kesehatan itu, meski gejala COVID-19 pada anak seringkali ringan, namun ada tanda bahwa anak memerlukan perawatan darurat.

Ada pun tanda-tanda dibutuhkannya perawatan darurat antara lain adalah kuduk kaku, ruam, silau, kejang, lengan dan kaki dingin, pucat atau kebiruan, menangis yang tidak tidak seperti biasa, hingga penurunan kesadaran.

Kementerian PPPA: Korban Kekerasan Seksual Tidak Boleh Di-pingpong

"Tanda bahaya juga termasuk sesak, tidak mau menyusui, tidak bereaksi karena otaknya kena, tidak mau makan dan minum, dan tidak mau beraktivitas seperti biasa," ungkap dokter Hindra saat diskusi daring pada pekan ini.

Hindra juga mengingatkan adanya Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) yang bisa menjangkiti anak dengan riwayat pernah terinfeksi atau melakukan kontak dengan penderita COVID-19.

Lindungi anak dari COVID-19

Photo :
  • IDAI

Hindra memaparkan, MIS-C merupakan kondisi saat berbagai organ tubuh seperti jantung, paru-paru, otak, ginjal, kulit, mata, dan saluran cerna, mengalami peradangan. MIS-C bisa bersifat serius hingga mengakibatkan kematian.

"Namun, sebagian besar dapat sembuh dengan pengobatan," imbuh dokter Hindra, seperti yang dilansir laman tvonenews.

Adapun MIS-C ditandai dengan demam berkepanjangan ditambah satu atau lebih dari gejala seperti nyeri lambung, mata kemerahan, diare, pusing, ruam, dan muntah. Hindra mengingatkan, gejala tersebut dapat berbeda pada tiap anak.

Sebagai informasi, kasus konfirmasi COVID-19 pada anak di Indonesia meningkat tajam. Dari 676 kasus pada 24 Januari 2022, jumlahnya terus naik hingga 7.190 kasus pada 7 Februari 2022. Sejak kemunculan varian Omicron, 3 persen kematian terjadi pada balita.

Ada pun 5 gejala yang paling banyak dialami anak saat terkena COVID-19 varian Omicron yakni diantaranya hidung meler, sakit kepala, kelelahan, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan.

Oleh karena itu, dokter Hindra mengingatkan para orang tua untuk selalu memastikan anak menjalani protokol kesehatan dengan baik untuk mencegah penularan COVID-19 dan melakukan vaksinasi jika anak sudah berusia 6 tahun.

"Protokol kesehatan ini juga harus dilakukan bersama-sama agar keberhasilannya bisa dicapai. Kemudian vaksin. Apapun variannya, vaksinnya tetap sama. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia," jelas Hindra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya