- times of india
VIVA Lifestyle – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memprediksi munculnya varian baru COVID-19 di awal tahun 2023 mendatang. Hal tersebut kemungkinan ditengarai oleh imunitas masyarakat yang menurun lantaran rendahnya cakupan vaksinasi booster pertama.
Sebagai catatan, cakupan vaksinasi booster pada masyarakat dinilai sangat rendah yakni 26 persen. Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi prediksi Menkes Budi tersebut dengan mengatakan kemungkinan varian baru COVID-19 cukup besar. Scroll di bawah ini untuk selengkapnya.
"Prediksi awal tahun ada mutasi. Virus ini selalu mutasi sehingga kemungkinan kita semua bisa terjadi adanya varian baru," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dalam konferensi pers virtual, Jumat, 16 September 2022.
Untuk vaksinasi primer sendiri, diakui Syahril, cakupannya sudah tinggi yakni sekitar 70-80 persen. Namun, pakar sudah memperingatkan adanya penurunan imunitas meski sudah divaksin dua dosis sehingga vaksinasi booster pun digencarkan. Syahril menilai, vaksinasi ini yang mampu menjaga tubuh dari serangan mutasi baru nantinya.
"Untuk itu kalau kita beri komitmen dengan protokol kesehatan dan vaksin, maka kita akan bertahan. Dalam arti kata dari varian apapun kita sudah punya kekuatan atau antibodi dan masyarakat sudah terbentuk disiplin," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh warga Indonesia untuk bersiap-siap dan mewaspadai terjadinya mutasi virus yang diprediksi bakal terjadi pada sekitar tiga bulan awal tahun 2023.
“Pasti akan ada varian baru, pasti akan timbul varian baru. Karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini, membuat Indonesia harus siap-siap,” kata Budi dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.