8 Ciri-ciri Diabetes yang Dapat Diketahui Sejak Dini

Ilustrasi diabetes.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA Lifestyle  – Siapa saja dapat dengan mudah mengenal ciri-ciri diabetest. Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel. Alhasil, glukosa menumpuk dalam darah. 

783 Juta Orang Akan Menderita Diabetes Tahun 2045

Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus apabila : Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah sewaktu > 200gr/dl. Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah puasa > 126 gr/dl. Kadar gula darah 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) lebih dari 200 gr/dl.

Yuk scroll ke bawah!

5 Manfaat Rebusan Air Daun Salam, Bisa Bantu Kurangi Kadar Gula Darah

Urine jernih bisa juga menjadi pertanda penyakit diabetes, terutama jika urine berjumlah banyak dan jernih. Diabetes terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah (glukosa) dan oleh karena itu tidak dapat menggunakan gula dengan benar untuk energi. Dalam sebuah laporan yang disajikan Diabetes UK pada 2010, bahkan disampaikan bahwa diabetes tipe 2 dapat menurunkan harapan hidup hingga 10 tahun. Sementara, penyakit diabetes tipe 1 bisa mengurangi harapan hidup penderita rata-rata hingga 20 tahun. Berikut adalah beberapa ciri-ciri diabetes yang perlu Anda waspadai yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Sering buang air kecil

Feline Lower Urinary Tract Disease: All Cat Lovers Need to Know

Menahan kencing.

Photo :
  • U-Report

Sering buang air kecil merupakan salah satu ciri-ciri diabetes. Gejala ini semakin kuat menandakan diabetes jika terjadi di malam hari, bahkan hingga membuat Anda sering terbangun tengah malam untuk ke toilet. Dalam dunia medis, ciri-ciri diabetes yang ini disebut poliuria. Diabetesi cenderung sering buang air kecil karena gula darahnya sudah terlalu tinggi (hiperglikemia).

Idealnya, gula darah akan disaring oleh ginjal dan diserap kembali ke dalam darah. Akan tetapi, kadar gula sudah terlalu tinggi membuat ginjal tidak bisa menyerap semua gula darah. Akibatnya, urine yang terbentuk di dalam ginjal akan mengandung banyak gula.

Selain itu, kadar gula yang tinggi meningkatkan tekanan osmotik urine. Urine pun menarik lebih banyak air untuk menyeimbangkan konsentrasinya. Hal tersebut menyebabkan volume urine bertambah banyak sehingga diabetesi menjadi sering buang air kecil.

2. Cepat lapar

Ilustrasi makan/burger/junk food.

Photo :
  • Freepik/freepik

Cepat lapar merupakan ciri-ciri diabetes yang sangat umum, tapi sering disepelekan. Kondisi ini biasanya terjadi saat pengidap diabetes baru saja makan berat. Di dalam tubuh, makanan diubah menjadi glukosa. Glukosa kemudian akan digunakan sebagai sumber energi bagi setiap sel, jaringan, dan organ tubuh Anda. Nah, hormon insulin bertanggung jawab untuk menjalankan proses ini.

Pada diabetesi, terjadi masalah dengan produksi insulin atau kemampuan tubuh dalam merespons insulin. Akibatnya, proses perubahan glukosa menjadi energi pun terhambat. Kebutuhan energi Anda jadi tidak terpenuhi, sekalipun sudah makan.

Tubuh yang “merasa” belum mendapat energi akan mengirimkan sinyal untuk kembali makan. Dalam dunia medis, gejala diabetes ini disebut polifagia. Ciri khasnya ialah rasa lapar yang berlebihan atau peningkatan nafsu makan yang tidak biasa.

3. Gampang haus

Minum air putih.

Photo :
  • Times of India

Selain sering buang air kecil, gejala diabetes yang khas adalah gampang haus atau polidipsia. Rasa haus ini berbeda dengan haus biasanya karena tidak akan hilang meski Anda sudah minum. Pada kondisi normal, gula di dalam darah akan disaring ginjal dan diserap kembali ke dalam darah. Namun, jika kadar gula darah sangat tinggi, ginjal tidak dapat menyerap seluruh gula sehingga gula akan menumpuk di dalam urine.

Urine yang tinggi kadar gulanya akan mempunyai tekanan osmotik yang tinggi sehingga menarik molekul air lebih banyak. Seiring waktu, komponen air yang tertarik ke dalam urine akan semakin banyak dan frekuensi kencing terus meningkat. Kedua kondisi tersebut lalu menyebabkan dehidrasi sehingga tubuh mengirimkan sinyal haus ke otak. Pada kondisi ini, pengidap diabetes akan menjadi haus dan lebih banyak minum.

4. Luka susah sembuh

Ilustrasi luka diabetes.

Photo :
  • U-Report

Infeksi, bekas gigitan serangga, memar, atau luka diabetes yang tak kunjung sembuh bisa jadi salah satu gejala diabetes. Ini karena gula darah yang tinggi menyebabkan dinding pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras. Akibatnya, aliran darah kaya oksigen dari jantung menuju seluruh tubuh jadi terhambat. Padahal, bagian tubuh yang mengalami luka sangat memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah supaya lekas sembuh.

Sel-sel tubuh pun kesulitan untuk memperbaiki jaringan dan saraf yang rusak. Hasilnya, penyembuhan luka terbuka para diabetesi cenderung lebih lambat. Ditambah lagi, tingginya kadar gula darah membuat sel tubuh yang bertugas untuk menjaga sistem imun menjadi lemah. Dampaknya, luka sedikit saja bisa berkembang menjadi infeksi parah yang sulit diobati.

5. Gangguan penglihatan

Ilustrasi mata berair

Photo :
  • Pexels

Kemampuan penglihatan memang terus menurun seiring bertambahnya usia. Namun, kadar gula darah cenderung tinggi yang disertai gangguan penglihatan perlu Anda waspadai. Gejala diabetes yang berhubungan dengan gangguan penglihatan yaitu mata kabur, buram, atau keruh. Keluhan seperti ini yang terjadi sejak usia muda bisa menjadi tanda komplikasi diabetes tipe 1.

Tingginya glukosa darah pada diabetesi dapat menyebabkan kerusakan saraf serta perdarahan pada pembuluh mata. Kondisi ini akan mengganggu pengiriman informasi dan sinyal dari retina mata ke otak. Lama-kelamaan, kerusakan saraf di sekitar mata akan menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan secara drastis. Dalam kasus yang parah, komplikasi mata akibat diabetes juga bisa menyebabkan katarak, glaukoma, bahkan kebutaan.

6. Kesemutan

kesemutan

Photo :
  • U-Report

Ciri-ciri diabetes lain yang cukup umum adalah kesemutan, kebas, atau sensasi dingin menggelitik pada kaki. Tak hanya itu, diabetes juga bisa terlihat dari mudahnya terjadi pembengkakan pada kaki dan tangan. Memang ada banyak faktor yang menjadi penyebab kesemutan. Namun, dalam banyak kasus, kesemutan di tangan maupun kaki yang berlangsung lama dan berulang bisa menandakan kerusakan saraf akibat penyakit sistemik seperti diabetes.

Dalam istilah medis, diabetes yang mengakibatkan kerusakan saraf ini disebut dengan neuropati perifer (neuropati diabetik). Seiring waktu, gejala neuropati perifer pada pasien diabetes dapat memburuk, mengakibatkan penurunan gerak, bahkan kecacatan.

7. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Mual, sakit perut, maagh

Photo :
  • Pixabay/ nastya_gepp

Setiap diabetesi bisa mengalami gejala yang bervariasi. Secara garis besar pun tidak ada perbedaan yang mendasar antara gejala diabetes pada wanita dan pria. Akan tetapi, terdapat gejala khas diabetes yang hanya terjadi pada wanita. Beberapa ciri diabetes mirip dengan PCOS.

PCOS terjadi ketika kelenjar adrenal menghasilkan lebih banyak hormon pria (hiperandrogenisme) akibat resistensi insulin. Resistensi insulin merupakan salah satu faktor utama penyebab diabetes.

Tanda-tanda umum PCOS meliputi jadwal menstruasi yang tidak teratur, berat badan bertambah, jerawat, dan munculnya depresi. Sindrom ini juga dapat menyebabkan ketidaksuburan serta peningkatan kadar gula darah.

8. Gusi merah dan bengkak

Ilustrasi mulut, gigi dan keramas

Photo :
  • Pixabay/ ivanovgood

Ciri-ciri diabetes juga bisa tampak pada gusi dan gigi. Pasalnya, mulut merupakan pintu utama masuknya makanan ke dalam tubuh. Mulut menjadi lingkungan yang sempurna bagi bakteri untuk berkembang biak. Sistem imun orang yang sehat mampu melawan bakteri di mulut. Namun, diabetesi lebih rentan terhadap infeksi karena sistem imunnya lebih lemah. Hal ini mendukung pertumbuhan bakteri yang pesat sehingga menyebabkan infeksi gusi.

Diabetes melitus dapat menimbulkan gejala yang bervariasi. Maka dari itu, segeralah cek kadar gula darah Anda jika Anda mengalami gejala di atas. Apalagi bila gejala telah berlangsung lama atau cukup sering muncul. Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan secara mandiri atau melalui konsultasi dengan dokter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya