Gen Z Dianggap 'Lemah Mental' Dibanding Generasi Lain, Apa Sebabnya?

Ilustrasi depresi/stres.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA Lifestyle – Generasi Z merupakan sebutan bagi kelompok anak-anak saat ini yang tengah berkembang menjadi remaja dengan rentang tahun kelahiran 1996-2012. Generasi 'milenial' ini tumbuh dengan banyaknya peralihan teknologi yang tak menutup kemungkinan kerentanan terhadap kesehatan mentalnya.

Terpopuler: Akses Media Sosial Tanpa Sentuhan, Harga Ponsel Samsung Semua Tipe

Aktivis HAM dan penggiat inklusi Dr. Bahrul Fuad, M.A menuturkan bahwa sebenarnya persoalan kesehatan mental sudah ada sejak generasi sebelumnya. Hanya saja, kini akses ke profesional dalam penanganan kesehatan mental menjadi lebih berkembang sehingga generasi milenial ini semakin nampak 'rapuh'.

Ilustrasi depresi.

Photo :
  • U-Report
Foto Penampakan Hewan Laut Menyeramkan Ini Sudah Ditonton 12 Juta Kali Dalam Sehari

"Di generasi sebelumnya, pendekatannya ke dukun. Sekarang akses ke profesional lebih bagus. Tidak kemudian gen z lebih rentan terkait kesehatan mental, sama sebenarnya. Kalau melihat data, saudara yang seusia kita yang dipasung di daerah-daerah pedesaan masih banyak. Artinya kesehatan mental masih sepanjang masa jadi permasalahan di indonesia," tuturnya dalam webinar, Senin 10 Oktober 2022.

Sementara itu, Project Leader & Founder, EHFA dan President Indonesian Association for Suicide Prevention Dr. Sandersan Onie, menyebut gen Z dengan istilah strawberry. Ya, kiasan itu disematkan lantaran generasi milenial ini nampak baik dan sempurna di luar namun begitu rapuh di dalam, bak buah strawberry dengan rasa yang asam.

Seorang Pria Ditangkap Polisi karena Menyebarkan Foto Asusila Siswi SMP di Kota Malang

"Kenyataannya, anak-anak jaman sekarang lebih rentan karena tantangan berlipat kali lebih berat dari generasi sebelumnya dari segi sosmed, dari keparahan depresi. Kita aja membandingkan diri kita dan orang lain aja, down. Apalagi anak-anak yang baru tumbuh, dibandingkan dengan anak lain di medsos. Memang ini dunia yang lebih tough (keras)," imbuh Sandy, sapaannya.

sakit kepala, pusing, depresi, cemas, darah rendah

Photo :
  • Pixabay/ Engin_Akyurt

Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian di Australia pada gen Z terkait kesehatan mentalnya. Penelitian itu mengulik seberapa dalam depresi yang dialami serta skrining untuk gejala yang ada. Maka dari itu, Sandy mengingatkan pentingnya saling mendukung dibanding berkomentar buruk.

"Pendekatan yang baik bukan ngata-ngatain tapi gimana cara jadi orang yg sehat. Jangan malah komenin dan gosip," bebernya.

Pemberitaan berikut ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau anda tak menirunya. Jika anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya