Gangguan Ginjal Akut Telan Korban, IDAI Minta Orangtua Pahami Gejala Khas Ini

- Pexels
VIVA Lifestyle – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyoroti kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang kembali memakan korban. Satu pasien anak meninggal dunia usai didiagnosa GGAPA setelah sebelumnya mengonsumsi obat sirup Praxion.
Obat pereda demam dan sakit kepala untuk anak merek Praxion itu diimbau untuk sementara tak lagi dikonsumsi. Hal ini dilakukan agar menghindari bertambahnya kasus GGAPA yang dikaitkan dengan cemaran Etilen Glikol (EG) melebihi ambang batas pada obat sirup anak. Scroll untuk info selengkapnya.
"IDAI mengimbau seluruh dokter anak untuk sementara ini tidak meresepkan obat Praxion yang berbentuk cair/ drop sampai ada hasil investigasi lebih lanjut dari pihak yang berwenang," kata Piprim dalam keterangan pers yang diterima VIVA, Selasa 7 Februari 2023.
Ketua I Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim B Yunarso Spa(K)
- VIVA.co.id/ Rifki Arsilan
Ada pun, gejala yang nampak khas pada kasus GGAPAÂ yaitu terkait penurunan jumlah urine dan frekuensi buang air kecil pada anak. Untuk itu, Piprim mengimbau agar orangtua mengamati gejala khas tersebut bila anak telah mengonsumsi obat sirup pereda demam.
"IDAI mengimbau masyarakat agar tetap menunggu hasil investigasi lengkap sambil mengamati apabila anak-anaknya ada mengalami penurunan jumlah urine. Apabila anak mengalami demam ringan, bisa ditangani terlebih dahulu dengan kompres dan menggunakan baju tipis," kata Piprim.
Piprim melanjutkan bahwa IDAI terus berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga berwenang terkait pengusutan kasus. Satu Kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion.Â