Kenali 4 Bahaya Seks Bebas untuk Kesehatan, Bisa Sebabkan PMS hingga HIV
- times of india
Jakarta – Seksualitas adalah aspek penting dari kehidupan manusia, namun dapat menjadi sumber bahaya jika tidak dijalani dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Seks bebas seringkali merujuk pada hubungan seksual tanpa penggunaan kondom atau metode kontrasepsi lainnya.
Akibatnya, seks bebas tersebut menyebabkan berbagai risiko kesehatan dan masalah sosial. Dalam artikel ini, kita akan mengulas beberapa bahaya seks bebas dan pentingnya menjalani seks aman dan bertanggung jawab, dihimpun dari berbagai sumber, Kamis, 3 Agustus 2023.
Penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Perut sakit saat PMS.
- U-Report
Salah satu bahaya utama dari seks bebas adalah penularan penyakit menular seksual (PMS). Penyakit seperti HIV, gonore, sifilis, klamidia, dan herpes genital dapat dengan mudah menyebar melalui kontak seksual tanpa perlindungan. PMS dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan, bahkan dapat menyebabkan masalah jangka panjang atau fatal.
Kehamilan Tidak Diinginkan
Ilustrasi ibu hamil
- freepik by cookie_studio
Seks bebas juga meningkatkan risiko kehamilan tidak diinginkan, terutama jika tidak ada penggunaan kontrasepsi. Kehamilan yang tidak direncanakan dapat menyebabkan tekanan emosional, kesulitan finansial, dan mempengaruhi kehidupan sosial seseorang.
Upaya menghindari kehamilan yang tidak diinginkan merupakan tanggung jawab bersama pasangan untuk melindungi kesehatan dan masa depan mereka.
Gangguan Emosional dan Sosial
Ilustrasi pasangan emosional.
- U-Report
Seks bebas tanpa dasar yang kuat dan saling pengertian antara pasangan dapat menyebabkan gangguan emosional dan sosial. Rasa bersalah, perasaan diabaikan, atau bahkan tekanan dari pasangan untuk melakukan seks tanpa persetujuan dapat menyebabkan trauma psikologis dan masalah dalam hubungan.
Gangguan Dalam Hubungan
Pasangan bertengkar
- Times of India
Seksualitas adalah aspek penting dalam hubungan romantis, tetapi seks bebas yang tidak diikuti dengan komunikasi yang baik dapat menyebabkan masalah dan konflik. Ketidaksepahaman tentang ekspektasi seksual, frekuensi, atau ketidaksetiaan dapat merusak kepercayaan dan kualitas hubungan.
