Dokter Ungkap Polusi Udara Picu Tensi Tinggi Hingga Serangan Jantung, Kok Bisa?

Ilustrasi serangan jantung/stroke.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

JAKARTA – Polusi udara buruk di sejumlah kota di Indonesia masih menjadi sorotan lantaran menimbulkan permasalahan serius, khususnya pada kesehatan. Partikel berbahaya yang terkandung di dalam polutan tersebut berdampak pada tubuh manusia mulai dari gangguan sistem pernapasan hingga kini dikaitkan dengan masalah jantung. Kok bisa?

Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Laman IQ Air menunjukkan kadar kualitas udara di Jakarta pada Rabu, 23 Agustus 2023 pukul 10 pagi menunjukkan indeks 164 dengan catatan Tidak Sehat. Tertera pula, konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 16.1 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Scroll untuk info selengkapnya.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Faris Basalamah, SpJP(K), mengatakan bahwa polusi udara memiliki dampak serupa dengan asap rokok. Maka, dampak kesehatan secara langsung yang terkait yaitu pada sistem pernapasan mulai dari hidung hingga paru-paru.

5 Mitos Tentang Masturbasi, Benarkah Bisa Hilangkan Keperawanan?

"Pengaruh langsungnya (polusi udara) pada sistem pernapasan tubuh," ujarnya dalam acara yang digelar Heartology, di Jakarta, baru-baru ini.

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Selain itu, dokter Faris menyampaikan bahwa hubungan tidak langsung terkait efek buruk polusi dan jantung dapat terjadi. Terbukti dari sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa polusi udara dapat memicu serangan jantung dan penyakit jantung lainnya.

"Ada beberapa penelitian yang menunjukkan polusi udara dapat merangsang timbulnya serangan jantung atau heart attack, atau acute coronary syndrome," tambah dokter yang praktik di Heartology Cardiovascular Hospital ini.

Kondisi antara polusi dan penyakit jantung ini, disebut dokter Faris, rentan terjadi lantaran situasi polusi di kota-kota besar di Tanah Air sudah semakin memburuk. Dokter Faris lantas menjelaskan bahwa situasi ini mirip dengan studi yang dilakukan China. Polusi udara di negeri tirai bambu itu terbukti memicu masyarakat menghirup zat berbahaya polutan sehingga berdampak pada sakit jantung.

"Itu terjadi pada paparan polutan yang mengandung nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida," imbuhnya.

Tak hanya itu, polusi udara yang makin buruk dapat berakibat pada tekanan darah tinggi dengan hubungan tidak langsung. Menurut dokter Faris, polusi udara yang menganggu dapat menjadi stressor pada tubuh sehingga berdampak pada pembuluh darah hingga akhirnya tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Ilustrasi polusi Jakarta

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Polusi udara meningkatkan stresor psikis sehingga pengaruhnya ke pembuluh darah, pembuluh darah simpatis meningkat maka tensi meningkat. Alurnya tidak langsung. Alurnya lewat psikis emosional, stres," tambahnya.

Maka dari itu, dokter Faris mengimbau agar sebisa mungkin mengenali tubuh saat sudah mengalami dampak dari polusi udara. Sejumlah gejala yang muncul meliputi rasa sesak, sakit dada, dan jantung berdebar sehingga patut diwaspadai.

"Jika gejala tersebut muncul, segera periksakan ke dokter. Sebab, gangguan jantung seperti itu bisa berakibat fatal seperti serangan jantung," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya