Mengenal Sindrom Kematian Mendadak, Seperti yang Dialami Marissa Haque

Marissa Haque.
Sumber :
  • Instagram @marissahaque.

Tangerang, VIVA – Aktris sekaligus politikus, Marissa Haque meninggal dunia pada Rabu dini hari, 2 Oktober 2024. Istri Ikang Fawzi itu menghembuskan napas terakhirnya di usia ke-61. 

Anak Soraya Haque Dapat Firasat Lewat Mimpi Sebelum Marissa Haque Meninggal Dunia

Menurut penuturan sang adik Soraya Haque, Marissa meninggal secara mendadak. Sebelumnya pada Selasa malam, Almarhumah masih mengobrol dengan Ikang Fawzi. Marissa juga disebutkan tidak memiliki riwayat penyakit apa pun. Scroll untuk info lengkapnya!

"Tidak ada (keluhan). (Riwayat penyakit) tidak ada. Baik-baik saja kondisinya aktif dan lain-lain, ini yang membuat kaget semua. Jadi saya pikir mungkin ini dinamakan dengan ajal," pungkas Soraya Haque ditemui di rumah duka di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. 

Sambil Gemetar, Ikang Fawzi: Marissa I Love You, Tapi Aku Harus Ikhlaskanmu

Melihat kondisi sang Almarhumah yang tidak memiliki riwayat penyakit apa pun dan tidak bergejala, diduga Marissa Haque mengalami sindrom kematian mendadak (SDS). Apa itu?

Ikang Fawzi dan Marissa Haque

Photo :
  • YouTube
Sambil Menangis di Atas Pusara Marissa Haque, Ikang Fawzi: Beruntungnya Aku Jadi Suamimu

Dilansir Medical News Today, sindrom kematian mendadak (SDS) adalah istilah umum yang menggambarkan kematian mendadak dan tak terduga serta disebabkan karena penyebab alami. Ini bukan kondisi atau diagnosis formal dan tidak harus menunjukkan kondisi medis tertentu.

SDS merujuk pada istilah umum untuk banyak skenario biologis yang mengarah pada kematian yang cepat dan tidak terduga. Orang-orang di sekitarnya seringkali hanya sedikit atau sama sekali tidak menemukan tanda-tanda peringatan penyakit. Bahkan setelah meninggal, autopsi kemungkinan tidak bisa mengungkapkan adanya kelainan yang jelas. 

Sejauh ini, belum ada kriteria yang ditetapkan secara universal yang mendefinisikan kematian mendadak. Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), SDS diartikan sebagai kematian mendadak dan tak terduga akibat penyebab alami, yang terjadi dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. 

Tidak ada gejala standar dari SDS. Sebab, sindrom kematian mendadak ini bukanlah penyakit dan gejalanya dapat bervariasi secara signifikan, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. 

Tanda-tanda peringatan lain yang dapat menyebabkan SDS mungkin halus. Misalnya, seseorang bisa saja salah mengira gejala aneurisma serebral, leher kaku atau sakit kepala yang hebat, sebagai ketidaknyamanan biasa. 

Banyak proses yang diketahui dan tidak diketahui dalam tubuh yang dapat berkontribusi terhadap SDS. Namun, penyakit kardiovaskular memainkan peranan utama secara keseluruhan. 

Kematian jantung mendadak (SCD) adalah penyebab paling umum dari SDS. Ini adalah istilah yang sangat inklusif yang dapat menggambarkan berbagai kejadian kardiovaskular, seperti sindrom kematian aritmia mendadak (SADS), serangan jantung, kejang koroner, miokarditis (radang jantung) dan stenosis aorta (katup aorta yang menyempit). 

Namun, SDS juga tidak terbatas pada kejadian kardiovaskular. Beberapa contoh kondisi non jantung yang juga dapat menyebabkan kematian mendadak, antara lain epilepsi, asma, emboli paru, pendarahan otak, stroke, aneurisma otak, anafilaksis (reaksi alergi yang parah), krisis hipertensi (lonjakan hipertensi yang tiba-tiba dan parah), abses otak, dan meningitis. 

Dalam banyak kasus, penyebab kematian mendadak tidak pernah bisa dijelaskan. Ketika terjadi pada orang dewasa, kondisi ini dapat disebut sebagai sindrom kematian dewasa mendadak. Demikian pula, kematian pada bayi yang tidak dapat dijelaskan, disebut sebagai sindrom kematian bayi mendadak. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya