Sumber :
- REUTERS
VIVAlife –
Bicara tentang tumor otak, penanganannya tak boleh sembarangan. Rangkaian operasi tentu harus dilakukan. Proses penyembuhan dari penyakit yang disebabkan virus ini pun, akan memakan waktu hidup Anda. Untuk itu, dibutuhkan terobosan baru untuk menyembuhkan sel ganas ini.
Sebuah penelitian yang dilakukan dokter Jim Olson dari Seattle, memberi referensi baru bagi ahli bedah yang kesulitan mengklasifikasi sel dalam otak, yang terkena tumor atau yang tidak kena. Walau perkembangan penelitian ini masih terus berjalan, namun dampaknya sudah jelas terlihat dan dapat diaplikasi dalam operasi pengangkatan tumor otak.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Layanan Kian Prima, Inovasi Baru Digenjot
Sebuah penelitian yang dilakukan dokter Jim Olson dari Seattle, memberi referensi baru bagi ahli bedah yang kesulitan mengklasifikasi sel dalam otak, yang terkena tumor atau yang tidak kena. Walau perkembangan penelitian ini masih terus berjalan, namun dampaknya sudah jelas terlihat dan dapat diaplikasi dalam operasi pengangkatan tumor otak.
Baca Juga :
RheinEnergieStadion Venue Piala Eropa 2024, Pernah Dipakai Konser Michael Jackson dan Coldplay
Penelitian ini berbeda dari yang terdahulu dan bisa dibilang bahaya karena melibatkan serangga berkaki delapan: kalajengking.
Ya
, racun kalajangking, menurut Olson jika disuntikkan ke otak, dapat menunjukkan sel otak mana yang terinfeksi dan termakan sel tumor.
Dilansir dari
BBC News
, sel tumor yang terinfeksi racun kalajengking, akan menunjukkan perubahan warna menjadi hijau terang. Sedangkan sel yang tak terinfeksi tidak akan mengalami perubahan apa-apa. Hal ini tentunya dapat secara optimal membantu para ahli bedah, mengangkat sel tumor tanpa merusak jaringan sel lain yang tidak terinfeksi.
Walau demikian, guna dari racun kalajengking ini baru terbukti dalam penanganan sel tumor otak, belum di organ tubuh lain. Jadi, penelitian terhadap racun hewan ini masih akan terus dikembangkan. Semoga ke depan hasil penelitian membawa pencerahan yang lebih besar ke dalam dunia medis.
Halaman Selanjutnya
Penelitian ini berbeda dari yang terdahulu dan bisa dibilang bahaya karena melibatkan serangga berkaki delapan: kalajengking.
