Sumber :
- iStock
VIVA.co.id –
Masyarakat Indonesia sebaiknya meningkatkan kesadaran terhadap penyakit yang masih menjadi permasalahan di Indonesia. Ya, tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis
. Penyakit ini ditularkan melalui udara.
Ketika seseorang menderita TBC kemudian batuk, bersin atau meludah, kuman akan terpercik melalui udara. Seseorang dapat tertular hanya dalam menghirup sejumlah kecil kuman TBC. Sebagian besar penderita TBC adalah usia produktif yakni antara 15-55 tahun.
Orang yang sakit TBC dapat disembuhkan dengan meminum obat sesuai standar selama 6 hingga 8 bulan.
Sayangnya, mereka yang meminum obat tidak teratur, bisa mengembangkan jenis TBC resistan akibat
Mycobacterium tuberculosis
yang telah mengalami kekebalan terhadap Obat Anti TBC (OAT).
Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K),MARS, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan mengatakan, “Tuberkulosis masih menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia. Negara kita juga harus memperkuat penanganan kasus MDR TB yaitu Multi Drug Resistant Tuberculosis,” katanya di Room Mutiara 2 Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan dalam rangka
Indonesia Bebas TB: Inovasi Pengobatan Multi Drug Resistant TB,
Jumat, 27 Maret 2015.
Dia juga menjelaskan faktor akibat terjadinya resisten terhadap obat anti TBC, antara lain adalah tidak menyelesaikan pengobatan yang diberikan, dan kendala suplai obat yang tidak selalu tersedia.
Menanggapi penanggulangan TBC MDR, DR. Dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K) mengatakan bahwa hal penting untuk pencegahan resistensi obat adalah mengobati pasien dengan dosis yang tepat. Konsumsi obat harus selesai selama 6 bulan hingga sembuh. Jika mencurigai seseorang mengalami resistensi obat, segera didiagnosa dan diobati sedini mungkin.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Baca Juga