Pengalaman Inspiratif Dokter yang Mengidap Diabetes

Ilustrasi Diabetes
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Bukan Hanya Menyenangkan, Ini 5 Manfaat untuk Anak Saat Main di Playground
- Menurut data, penderita diabetes di Indonesia sampai saat ini 9 juta jiwa. Angkanya semakin bertambah, seiring kian banyaknya pola hidup tak sehat. Hingga saat ini, penyakit diabetes belum dapat disembuhkan, namun gejala dan penyakitnya bisa dikontrol.

Gelar Konsolidasi, Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur dan Turun ke Rakyat

Salah satu pengalaman seorang penderita diabetes ini, mungkin bisa menjadi inspirasi. Mohammad Firaz, adalah seorang dokter spesialis diabetes, yang sudah bertahun-tahun menggeluti penyakit yang dipicu gula darah berlebih ini.
Peringatan Hari Otonomi Daerah Nasional, Jaya Negara Menerima Dua Penghargaan


Namun, kemauan Firaz, 31 tahun, untuk mendalami penyakit ini bukanlah karena minat, tapi karena Firaz sendiri, merupakan penderita diabetes, atau dikenal dengan nama diabetisi.


"Diabetes merenggut masa muda saya," ujar Firaz dalam sesi talkshow di Peluncuran Buku "Diabetes & Me" bersama Soyjoy, di toko buku Kinokuniya, Kamis, 30 April 2015.


Hal ini diutarakan Firaz, karena diabetes mendatangi hidupnya di usia yang sangat muda, 14 tahun. Tanpa ada riwayat keluarga, dan gejala awal yang jelas, pria ini divonis menderita diabetes tipe 1, yang sudah kronis.


Sejak saat itu keinginan Firaz untuk memelajari lebih dalam mengenai diabetes tergali, "Biar tak bolak balik ke dokter," jelasnya.


Pengobatanpun dijalani setiap hari, dengan menggunakan suntik insulin, agar gula darahnya seimbang. Kesadaran Firaz akan pentingnya gaya hidup sehat juga baru ia sadari, ketika vonis jatuh. Hingga saat ini, ia terbukri bisa hidup bersama diabetes selama 17 tahun.

 

Kuncinya, adalah kesadaran dalam menjaga dan menyayangi tubuh. Adapun beberapa hal yang menurutnya penting ialah aktivitas fisik, jaga makanan, pengobatan, pengecekan gula darah, dan edukasi.


Edukasi di sini, adalah bagian yang paling bagi yang ingin terhindar dari penyakit diabetes. "Jika edukasi kurang, kesadaran juga berkurang. Edukasi penting untuk menjauhkan kita dari mitos yang belum tentu benar," ungkapnya.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya