- iStock
VIVA.co.id - Menjadi ibu baru, adalah masa-masa yang membahagiakan namun sekaligus memberikan banyak tantangan untuk wanita. Banyak hal yang harus disesuaikan, salah satunya adalah merawat bayi ketika sakit.
Yang sering kali membingungkan, frekuensi BAB pada bayi yang temar sering, apakah hal tersebut bisa menjadi tanda diare? Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Dokter Nina Amelia dari Meetdoctor menjelaskan bayi berusia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif normalnya dapat BAB hingga 7 kali dalam sehari.
"ASI, memiliki kandungan nutrisi yang mudah dicerna bagi sistem saluran cernanya bayi, jadi wajar saja bila bayi mudah BAB," ujar Nina.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, frekuensi BAB akan semakin berkurang hingga 1-3 kali sehari saja pada usia lebih dari 1 tahun. Oleh sebab itu, selain dinilai dari jumlah frekuensinya, diare juga didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi BAB melebihi frekuensi normalnya.
Seseorang juga dikatakan diare bila BAB-nya mengalami perubahan konsistensi menjadi lebih cair. Selain peningkatan frekuensi BAB, pada bayi, diare juga dapat menimbulkan keluhan lainnya seperti mual, muntah, lemah, nyeri perut, maupun tanda dehidrasi seperti mata cowong, bibir kering, malas menyusu, peningkatan rasa haus, dan penurunan frekuensi berkemih.
Untuk itu, jika Anda menemukan salah satu tanda dehidrasi di atas, hal yang bisa dilakukan ialah dengan terus meningkatkan asupan cairannya untuk menggantikan cairan yang hilang.
Untuk bayi, kuantitas ASI jangan dihentikan ataupun dikurangi, karena ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi hingga usianya mencapai dua tahun nanti.