Kebanyakan Makan Ikan Mentah Bisa Sebabkan Kanker Hati

Ilustrasi sashimi dan wasabi
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Dokter di Thailand kini tengah menggalakkan upaya agar masyarakat bisa mengurangi, bahkan menyingkirkan, hidangan ikan mentah air tawar dari menu harian mereka. Alasannya, mereka menemukan bukti bahwa ikan mentah itu bisa menyebabkan kanker hati. 

Pemerintah Diminta Sediakan Jaminan Bagi Pekerja Informal

Baru-baru ini, para ahli medis di Thailand menemukan keterkaitan antara koi pla, hidangan populer di kawasan Isaan, utara Thailand, yang dibuat menggunakan irisan daging mentah ikan air tawar dengan jus lemon, serta semut merah, dengan kanker hati. Mereka percaya, hidangan tersebut menjadi penyebab utama maraknya penderita kanker hati di kawasan tersebut. 

Para dokter menemukan, dalam ikan air tawar untuk hidangan koi pla, terdapat larva cacing pipih parasit. Jika termakan, larva itu bisa menyebabkan infeksi dalam organ pencernaan, terutama empedu dan hati. Jika tidak terdeteksi dan mendapatkan perawatan yang tepat, infeksi tersebut bisa berkembang menjadi kanker.

Manfaat Sehat Jalani Peregangan Tubuh Secara Rutin

Padahal cacing tersebut akan mati jika ikan dimasak terlebih dahulu.

Dilaporkan BBC, kanker hati berkembang dalam waktu yang cukup lama. Dengan kata lain, jika larva termakan di usia muda, maka kanker hati baru akan terdeteksi di usia paruh baya, dan bisa jadi sudah terlambat untuk ditangani. 

Cara Tepat Tangani Luka Kulit agar Tak Berbekas

Menurut data World Health Organisation (WHO), saat ini terdapat hampir 70 juta orang di Asia Tenggara yang berisiko terkena kanker hati akibat larva cacing pada ikan tersebut. Di 2012, WHO menemukan 9 juta orang terinfeksi larva cacing penyebab kanker hati di Thailand, Vietnam, Kamboja, serta Laos. 

Sementara di Thailand sendiri, kasus kanker hati yang menjadi epidemi di wilayah utara, merupakan yang terparah, dengan jumlah mencapai 10 persen dari penderita kanker hati di seluruh dunia. 

Oleh karena itu, pemerintah bersama-sama dengan pakar kesehatan kini berupaya mengedukasi warga akan bahaya menyantap koi pla, terutama di pedesaan di sekitar Lawa Lake, dimana infeksi cacing mencapai angka tertinggi.

"Kami telah mempelajari kaitan ini selama lebih dari 30 tahun dan kami yakin akan keterkaitan ini," ujar Dr Banchob Sripa, kepala riset, dilansir BBC.

Dia menambahkan, dari seluruh warga yang diuji, mereka yang mengonsumsi koi pla, 80 persennya memiliki cacing parasit di hati.

Selain itu, pemerintah juga mengedukasi warga untuk mempraktekkan buang air di tempatnya alih-alih di sungai, guna mencegah penyebaran telur cacing melalui air. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya