Dokter: Gejala Epilepsi Tidak Hanya Kejang

ilustrasi epilepsi
Sumber :
  • istock
VIVA.co.id
Aktivitas Asyik Bersama Pasangan Usai Bercinta
- Penyakit epilepsi mungkin merupakan salah satu penyakit yang sudah familiar dan tak asing di telinga. Namun, sedikitnya informasi mengenai penyakit ini, membuat banyak orang salah kaprah, mengira tandanya hanya kejang. Lalu, apakah epilepsi hanya ditandai kejang?

Tujuh Makanan Ini Mampu Jaga Keseimbangan Hormon

Epilepsi, adalah sebuah gangguan neurogikal, yang ditengarai oleh berlebihnya jumlah lonjakan listrik abnormal pada otak, yang menimbulkan efek pada tubuh si penderitanya. Epilepsi bukanlah suatu penyakit faktor turunan, karena penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tanpa batasan gender dan usia.
Empat Hal Pemicu Infeksi Jamur di Area Kewanitaan


"Epilepsi pada bayi, terjadi karena adanya gangguan dalam kandungan atau dalam proses kelahiran. Sementara itu, pada orang dewasa, gejala epilepsi biasanya merupakan efek samping kecelakaan, atau adanya kelainan pada pembuluh darah otak," ujar dr. Irawati Hawari Sp. S, seorang ahli saraf dari RSU Bunda, Jakarta, beberapa hari lalu di Jakarta.


Irawati menyatakan, epilepsi tak hanya ditandai oleh kejang, namun memang kejang adalah hal yang paling sering terjadi. Namun, Irawati mengatakan, epilepsi memiliki banyak gejala, bergantung pada indikator yang dimiliki penderitanya.


"Epilepsi bisa ditandai dengan perubahan tingkah laku yang dilakukan tanpa sadar oleh si penderita, seperti mondar-mandir, tiba-tiba bengong, dan gejala lain yang hilang timbul," katanya.


Lonjakan listrik yang terjadi di beberapa bagian otak, menurut Irawati, juga bisa memberikan dampak pada beberapa sistem dalam tubuh. "Jika sumber bangkitan epilepsi ada di bagian samping, maka dampaknya akan terasa di ulu hati, sedangkan bila bangkitan berasal dari otak bagian belakang, penderita cenderung akan mengalami gangguan pada mata, seperti melihat cahaya, dan pada pendengaran, seperti mendengar suara-suara aneh," ujarnya.


Menangani penyakit epilepsi harus diiringi rajin dan tekunnya pasien minum obat, yang bisa menurunkan level kejang dan mencegah terjadinya kambuh. "Penderita harus sabar karena masa minum obatnya tak sebentar, bisa 2 sampai 5 tahun," katanya.


Apabila kejang dan gejala lainnya tidak bisa diatasi dengan obat, pasien akan disarankan melakukan bedah epilepsi, yang ditujukan mengangkat sumber bangkitan listrik di dalam otak, agar gejalanya tidak datang lagi. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya