Kusta, Penyakit Kutukan yang Bisa Disembuhkan

Ilustrasi penderita kusta.
Sumber :
  • Pixabay/Tusita Studio

VIVA.co.id – Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Meski dapat disembuhkan, kusta seringkali masih mendapat stigma negatif dari masyarakat.

Penting Diketahui, 5 Hal Soal Penyakit Kusta Ini Ternyata Cuma Mitos

Banyak anggapan masyarakat bahwa kusta merupakan penyakit kutukan, sebab penderita kusta berakhir dengan kecacatan dan pengobatan yang lama. Padahal, jika kusta ditemukan sejak dini, penyakit tersebut bisa sembuh 100 persen.

"Deteksi dini pada kusta itu saat masyarakat sudah paham dan waspada dengan tanda gejalanya tingkat pertama yaitu adanya bercak putih yang mati rasa di area itu. Jika telah dideteksi dan diberi obat, bisa sembuh 100 persen," ujar Direktur Jenderal P2P, dr. H. Mohammad Subuh, MPPM, di Kemenkes RI, Jakarta, Jumat 27 Januari 2017.

Kusta Bukan Penyakit yang Mudah Menular

Mati rasa sendiri akibat bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang ujung-ujung tiap saraf di tubuh. Selain mati rasa, gangguan saraf akibat bakteri tersebut juga harus diteliti.

"Memang yang paling khas adalah bercak putih yang mati rasa, tapi tubuh yang lemas dan tangan berkeringat juga bagian dari gangguan saraf yang diserang. Makanya, saat masyarakat paham hal ini, pengobatannya bisa sembuh karena langsung mematikan 90 persen bakteri," ujar spesialis kulit, dr. Enny Sjamsoe, Sp.KK(K), di kesempatan yang sama.

Waspada, Gangguan Saraf Kini Menyerang Usia 26-30 Tahun

Pengobatannya sendiri memang memakan waktu relatif lama yakni sekitar enam hingga 12 bulan, karena 10 persen dari bakteri lain dikhawatirkan belum kena efek obat. Hal ini dilakukan agar bakteri tersebut benar-benar mati tanpa meninggalkan bekas, sehingga cegah adanya kambuh kembali.

"Obatnya gratis dari pemerintah, ada empat macam dan rentang penyembuhan berbeda tergantung ketahanan tubuh dan bakteri yang ada di tubuh. Tapi selama pasien datang saat masih gejala awal, bisa sembuh," kata Enny.

Ilustrasi bangun tidur.

Posisi Bangun Tidur Salah Sebabkan Gangguan Saraf dan Tulang Belakang

Jangan sepelekan posisi bangun tidur karena timbulkan risiko kesehatan

img_title
VIVA.co.id
8 Oktober 2020