Perlukah Vaksin Difteri untuk Orang Dewasa?

Ilustrasi pemberian vaksin.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Maulana Surya

VIVA – Setelah lama tidak terdengar, difteri kembali mewabah di tanah air. Kementerian Kesehatan sendiri mencatat sejak Januari hingga November 2017 ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri.

Secara keseluruhan terdapat 593 kasus, 32 di antaranya meninggal dunia. Atas kasus ini, Kementerian Kesehatan juga menetapkan status Kejadian Luar Biasa atas difetri. Dalam kunjungannya ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso (RSPI SUlianti Saroso), Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F Moeloek menyebut ada 33 orang dirawat di ruang isolasi di rumah sakit ini.

Dari 33 pasien, 22 di antaranya ialah anak-anak, sedangkan 11 sisanya orang dewasa. Baik pasien anak maupun dewasa yang terindikasi, sebagian diduga tidak mendapatkan vaksin untuk mencegah penularan bakteri Corynebacterium Diptheriae ini.

Untuk anak, vaksin difteri, pertusis, dan tetanus sebetulnya sudah menjadi program dari pemerintah. Hanya saja, banyak dari orang tua yang kurang pemahaman tentang vaksin sehingga tidak memberikan vaksin kepada anak.

Sayangnya vaksin DPT ini baru dijalankan sekitar tahun 1970-an, sehingga banyak yang lahir sebelum tahun itu tidak mendapatkan vaksin. Melihat cukup banyak orang dewasa yang juga terkena wabah difetri, Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi menyebut, perlu ada imunisasi lanjutan pada orang dewasa.

"Kita ke depan memang merencanakan memasukkan imunisasi untuk dewasa. Vaksin difteri dewasa tiap 10 tahun seumur hidup," ungkap Jane saat ditemui di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin 11 Desember 2017.

Jane sendiri juga menjelaskan, bahwa di negara maju vaksin untuk dewasa sudah banyak dilakukan. Dengan status KLB pada difteri ini, pihaknya akan menginisiasi vaksin untuk orang dewasa.

"Mungkin awalnya mandiri dulu kalau sudah masuk program akan dibeli pemerintah. Bersyukur Indonesia punya pabrik vaksin sendiri. Vaksin bagus dengan mudah kita beli ke distributor PT Biofarma," kata dia.

Polio hingga Difteri Muncul Lagi di RI padahal Sudah Pernah Nol Kasus

Dia juga menegaskan kejadian ini untuk kembali mengingatkan pentingnya vaksin, bukan hanya pada anak, tapi juga orang dewasa

"Dulu difteri banyak zaman orang tua kita. Lupa sekarang karena ada imunisasi kasus begitu, jadi harus di remind lagi semua untuk mensosialisasikan difteri," kata dia.

Menkes: Difteri Saja Kita Enggak Takut, Apalagi Corona
Ilustrasi bayi/anak/parenting.

Deret Penyakit Berbahaya bagi Bayi, IDAI: Difteri Itu Mematikan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) soroti angka kematian bayi dan anak yang kondisinya masih terus meresahkan. Kasus kematian tercatat paling tinggi terjadi pada bayi.

img_title
VIVA.co.id
16 Agustus 2023