- VIVA/Jeffry Yanto Sudibyo
VIVA – Umumnya, di Indonesia sate dibuat menggunakan daging kambing, sapi atau ayam sebagai bahan utamanya. Tapi, jika berkunjung ke Kudus, Jawa Tengah, sate kerbau lah yang akan Anda temukan.
Hal itu dikarenakan faktor sejarahnya, di mana sate Kerbau menjadi simbol toleransi umat beragama. Menurut berbagai sumber, agama Islam di kawasan Kota Kretek saat itu masih jarang, dan agama yang mendominasi adalah Hindu.
Maka, ketika Sunan Kudus menyebarkan agam Islam di wilayah ini, ada larangan untuk pengikutnya agar tidak mengonsumsi daging Sapi. Sebab, umat Hindu sendiri menganggap sapi sebagai hewan yang suci. Hal tersebut diungkapkan oleh Supriyono, salah satu warga Kudus.
"Setahu saya begitu, karena orang sini dulunya saling menghormati antar umat beragama. Jadi sapi enggak boleh disembelih atau dikonsumsi sebagai bahan makananan," ujarnya kepada VIVA di Kudus, Jawa Tengah baru-baru ini.
Karena rasa penasaran, VIVA mencoba sate kerbau saat makan siang. Daging kerbau yang identik lebih banyak serat dengan tekstur alot itu ternyata cukup empuk seperti daging sapi. Rasanya lebih manis dan berempah lantaran dimasak dengan bumbu bacem.
Lantas, seperti apa pengolahannya?
"Pasti direbusnya agak lama, atau (menggunakan) kerbau yang masih muda. Tujuannya agar daging lebih empuk. Sebelum ditusuk ke sate, dipisahkan daging bagian uratnya dan tumbuk, direndam pakai bumbu bacem, baru dibakar. Makannya pakai bumbu kacang tapi encer," ucap Supriyono.
Soto hingga Sate, Ini Pilihan Kuliner Daging Kerbau di Jawa Tengah
Di sebagian daerah di Jawa Tengah, kuliner daging kerbau sangat populer. Terutama Kudus, Kendal dan sebagian Semarang.
