Melihat Serunya Tradisi Bakar Batu Barapen di Papua

Tradisi bakar batu di Jayapura
Sumber :
  • VIVA.co.id/Hardani Triyoga

VIVA – Terik panas siang bolong tak menyurutkan Johannes (26) bersama enam rekannya. Buliran keringat yang membasahi baju juga tak memadamkan semangat. Jemari tangannya terus mengangkat batu-baru besar seukuran telapak kaki.

Selesaikan Persoalan Papua, Jusuf Kalla Beri Saran Begini ke Prabowo-Gibran

Hari itu, Kamis 16 Agustus 2018, jarum jam tepat sudah menunjukkan pukul 11.00 Waktu Indonesia Timur (WIT). Johanes dan teman-temannya semangat membantu kepala sekolah dan guru SMA PGRI Waena, Distrik Heram, Jayapura.

Dalam hitungan satu jam lagi, mereka bakal kedatangan tamu siswa dan guru dari Aceh. Rombongan siswa dan guru dari Aceh ini datang atas undangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pertamina dalam program Siswa Mengenal Nusantara 2018 ke Papua.

Pengawasan Pilkada 2024 di Kabupaten Puncak Papua Terancam Tak Maksimal

"Mana daun pisangnya lagi, bambunya juga mana yang banyak," teriak Johannes kepada temannya.

Sebagai tuan rumah, SMA PGRI ingin menyuguhkan jamuan terbaik untuk tamu yang datang dari jauh. Berbekal sekitar 15 ekor potong ayam yang sudah dibumbui, umbi-umbian, tradisi jamuan bakar batu digelar.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

Memakai halaman samping sekolah, sebuah lubang digali dengan ukuran kedalaman 70 cm serta lebar 1,5 meter. Mereka sibuk mengapit batu besar yang sudah dibakar dengan kayu untuk ditumpuk dengan daun pisang.

Tradisi bakar batu di JayapuraFoto: Warga Papua bakar batu memasak ayam untuk menyambut tamu. VIVA.co.id/H. Triyoga

Sebelum ayam, umbi-umbian serta sayuran seperti bayam ditutup daun pisang. Begitu sudah ditaruh, makanan tersebut ditimpa lagi dengan puluhan batu panas yang sudah dibakar.

"Ini tamu datang dari jauh. Harus kita sambut meski kondisi seperti ini toh pakai Barapen bakar batu," tutur salah seorang guru PGRI Waena, Dominggus.

Tradisi Penting

Bakar batu merupakan salah satu tradisi di Papua. Batu dijadikan 'bahan bakar' memasak karena sudah dipanaskan hingga panas membara. Di Papua, tradisi ini menurut Dominggus biasanya digunakan untuk acara syukuran dalam warga adat satu kampung.

Tradisi bakar batu di Papua identik dengan ritual yang dilakukan warga adat satu kampung. Biasanya suku pedalaman di Jayawijaya hingga Lembah Baliem melakukan ritual ini.

"Biasanya seperti itu. Tapi ini bisa dilakukan warga Papua di sini untuk syukuran misalnya gitu toh," tutur Dominggus.

Tradisi bakar batu di Jayapura

Sebelum makanan matang dan disajikan, biasanya yang memiliki hajat mengelilingi lubang batu bakar sambil diiringi lagu adat Papua. Untuk ayam digunakan sebagai menu karena menghormati tamu beragama muslim.

"Ayam bisa buat menu pengganti. Bulan Ramadan juga sering begini bakar batu menu ayam," sebutnya.

Salah seorang siswa Aceh dari SMKN 2 Meulaboh, Muhammad Yogi takjub dengan tradisi bakar batu khas Papua. Menurut dia, ritual ini unik, sederhana, namun mengingatkan budaya leluhur.

Selain itu, tradisi bakar batu ini patut ditiru karena membangun semangat gotong royong untuk mengerjakan sesuatu.

"Pertama heran saja sih, ngapain batu dibakar lama-lama. Tapi, pas lihat prosesnya terus ngerasain ayamnya enak. Ini tradisi unik dan baguslah," ujar Yogi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya