Ini Tips Makan Nasi Tanpa Khawatir Perut Melar

Nasi putih
Sumber :
  • istockphoto
VIVA.co.id -
Nasi telah menjadi makanan pokok masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, kandungan kalori yang sangat tinggi karena pati yang terkandung di dalamnya, membuat nasi banyak dihindari oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan, atau mengubah pola makan menjadi lebih sehat.


Nah
, belum lama ini sebuah metode yang diklaim mampu mengurangi kandungan kalori di dalam nasi telah menghebohkan dunia internet. Metode tersebut berasal dari sebuah artikel yang dipublikasikan oleh
Washington Post.

Benny Rhamdani Minta Kapolri Tangkap Mafia Besar TPPO: Jangan Hanya Ikan-ikan Teri

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa konsumsi beras putih dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih tinggi. Seorang profesor dari University of Sri Lanka dan mahasiswanya merancang sebuah metode cerdik yang mereka klaim mampu mengurangi kalori dalam nasi hingga 50 persen.
Usai Surya Paloh, Bamsoet Berencana Temui Cak Imin, Megawati hingga Prabowo


Kota Ini Dijuluki Al-Ghanna, Padahal Daerah Padang Pasir
Tak hanya itu, metode tersebut juga dikatakan mampu menambahkan beberapa manfaat kesehatan.

"Apa yang kami lakukan adalah memasak nasi seperti biasa, tapi ketika air mendidih, sebelum memasukkan beras, kami menambahkan minyak kelapa, sekitar 3 persen dari berat beras yang Anda masak. Setelah matang, nasi kami dinginkan di lemari es selama 12 jam," ujar sang mahasiswa, Sudhair James pada sebuah acara
American Chemical Society
baru-baru ini seperti dilansir 
Food Beast
.


James juga menjelaskan alasan mengapa kalori yang terkandung di dalam nasi bisa berkurang ketika dimasak dengan minyak kelapa dan didinginkan di dalam lemari es.


"Minyak berinteraksi dengan pati beras dan mengubah arsitekturnya. Proses pendinginan nasi juga membantu mendorong konversi pati. Hasilnya adalah porsi nasi yang sehat, bahkan ketika Anda memanaskannya kembali," ujar James.


Konsumsi nasi di negara-negara berkembang memang diketahui telah membuat tingkat obesitas melonjak. Apalagi nasi terbilang lebih murah dibandingkan makanan lain seperti roti, misalnya.


Pushparajah Thavarajva, profesor yang memimpin studi menjelaskan bahwa obesitas juga telah  menjadi masalah di AS dan negara-negara di Asia.

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya