'Kebun Teh', Kafe Teh Khas Turki

Ilustrasi wanita minum teh
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Salah Kaprah Tentang Penyajian Teh
- Dari pepatah tersebut, Anda bisa menebak bahwa teh telah menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Turki.

Kolaborasi Unik Kopi Pahit Dengan Red Velvet
Di sana, teh disajikan bersama hidangan di acara kumpul-kumpul, pertemuan bisnis dan bahkan dijajakan oleh kedai-kedai pinggir jalan.

Teh Tertua di Dunia Ditemukan di Makam Kaisar China
Ya, layaknya di Tanah Air, di Turki orang mengonsumsi teh di mana-mana; di rumah, di tempat kerja, saat mengunjungi teman dan di acara-acara sosial.

Turki memang merupakan salah satu negara dengan konsumsi teh per kapita tertinggi di dunia. Gelas yang biasa dipakai untuk menyajikan teh yang berukuran mungil dan berbentuk seperti bunga tulip bahkan sering digunakan sebagai ukuran resep.

Dilansir dari laman New World Encyclopedia, teh Turki umumnya disajikan bersama makanan-makanan kecil yang manis, walaupun tehnya sendiri sudah diberi sedikit gula. 

Di bagian timur Turki, masyarakatnya sering meletakkan gula berbentuk kubus di bagian bawah lidah mereka sebelum menyesap teh tawar.

Bicara tentang teh, masyarakat Turki juga punya tempat ngeteh semacam kafe yang dinamakan Çay Bahcesi yang artinya "kebun teh".

Kafe teh ini sangat populer di seluruh penjuru negeri. Bukan sekadar sebagai tempat menikmati teh, melainkan juga tempat berkumpul bersama teman dan kolega.

Di area-area rural, "kebun teh" untuk pria dan keluarga sengaja dipisahkan. Sementara itu, di kota-kota besar, baik pria, wanita, dan keluarga dapat duduk bersantai sambil minum teh di "kebun teh" yang sama.

Banyak pula "kebun teh" yang dipenuhi wisatawan mancanegara, terutama di area-area wisata. Tidak ada minuman beralkohol yang disajikan di tempat ini. Teh adalah menu minuman utama, meski kopi juga tersedia.

Sementara itu, di Istanbul, "kebun teh" kian populer pada tahun 1950-an. Sejak saat itu, tempat ini menjadi destinasi keluarga untuk berkumpul dan bersosialisasi.

"Kebun teh" Turki juga sangat berbeda dengan tea house Jepang yang menyediakan lingkungan yang tenang dan damai untuk upacara minum teh masyarakat lokal. Sebaliknya, "kebun teh" Turki selalu dipenuhi dengan musik yang diputar keras, canda tawa pengunjung, dan anak-anak yang bermain serta berlari ke sana ke mari. 

Pengunjung yang datang pun berasal dari berbagai kalangan mulai mahasiswa, pebisnis, pensiunan hingga wisatawan asing. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya