Kisah Haru Pengusaha Terima Donor Hati dari Anak

Komisaris PT Mandom Indonesi, Sastra Widjaja
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Tasya Paramitha

VIVA.co.id - Dalam hidup, keluarga adalah hal terpenting bagi banyak orang. Tak jarang pula orang yang mengorbankan hidupnya demi keluarga, bahkan rela mendonorkan organ tubuh mereka demi menyelamatkan nyawa anggota keluarga tercinta.

Hal itu yang dialami oleh pria bernama Sastra Widjaja (67). Pengusaha Indonesia ini adalah salah satu pasien penyakit liver atau hati yang telah sukses melakukan transplantasi hati setelah belasan tahun bergulat dengan penyakit Hepatitis C dan sirosis hati. Pada 10 Oktober 2007, Sastra menerima donor hati dari anak kandungnya sendiri.

Ibu dan Dua Anak Tertimbun Longsor di Garut, Petugas Kesulitan Lakukan Evakuasi



Saat ditemui beberapa waktu lalu di acara Health Talk bertajuk “Operasi Kuning: Hati-Hati dengan Liver!” dengan topik “How to Cure Liver Cancer” yang diselenggarakan oleh Gleneagles Hospital Singapore, Sastra sempat berbagi kisah pengobatan penyakitnya.

"Awalnya saya periksa darah. Tahun 1996 didiagnosis Hepatitis C lalu sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura," ujar Sastra.

Ia melanjutkan, seorang rekan bisnisnya yang juga pernah melakukan transplantasi hati kemudian merekomendasikan Gleneagles Hospital Singapura kepada Sastra.

"Dokter mengatakan transplantasi adalah jalan yang terbaik karena kanker saya masih tahap awal. Karena kondisi badan masih oke, lebih baik melakukan transplantasi agar kankernya tidak menyebar," kisah Sastra.

Saat itu, Sastra mengaku banyak saudaranya yang menawarkan diri untuk mendonorkan hati mereka, termasuk kedua anaknya.

"Tapi akhirnya salah satu anak saya yang mau bantu, Ferdinand lah yang menjadi pendonor," kisah Sastra.

Ia pun melakukan transplantasi hati di rumah sakit tersebut di bawah pengawasan Dr. Tan Kai Chah.

Mantap donorkan darah untuk sang ayah

Ditemui di kesempatan yang sama, Ferdinand mengaku rela melakukan apapun demi sang ayah, termasuk menjadi pendonor dan 60 persen hatinya harus dipotong untuk dipasangkan ke hati ayahnya.

"Awalnya kita nggak ngerti tentang transplantasi hati. Tapi dokter menjelaskan bahwa nanti hatinya bisa tumbuh lagi," ujar Ferdinand kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan kala itu ia dan saudaranya sudah sepakat jika salah satu di antara mereka merupakan donor yang cocok untuk sang ayah, mereka akan mendonorkan sebagian hatinya.

Setelah melakukan serangkaian tes dan pemeriksaan, hasilnya Ferdinand lah yang lebih cocok menjadi pendonor.

Ferdinand juga mengatakan bahwa dokter memberi tahu memang pendonor hati tidak selalu harus anggota keluarga. Namun, sangat lebih baik jika keluarga yang memiliki golongan darah yang cocok lah yang menjadi pendonor.

"Kalau sedarah lebih baik karena kemungkinan tubuh pasien menolak lebih kecil dan konsumsi obatnyanya nanti lebih sedikit," kata Ferdinand.

Setelah mendonorkan hati untuk sang ayah, Ferdinand mengaku tidak mengalami dampak kesehatan yang berarti.

"Paling selama dua sampai tiga bulan pertama rasanya capek jadi banyak istirahat, tapi setelah itu bisa beraktivitas normal," ujar Ferdinand.

Bertahun-tahun setelah mendonorkan hati untuk sang ayah, hati Ferdinand telah kembali normal. Tak seperti organ tubuh lain seperti ginjal misalnya, hati memang bisa tumbuh kembali hingga volume dan ukurannya hampir mencapai 100 persen hati normal.

"Setelah mendonorkan hati, dalam dua sampai tiga minggu, hati si pendonor akan tumbuh hingga 80 persen dari ukuran aslinya. Setelah dua sampai tiga tahun, ukurannya akan hampir mencapai 100 persen ukuran aslinya," ujar Dokter Ahli Penyakit Hati dari Gleneagles Hospital Singapura, Dr Cheah Yee Lee.

Kini, hampir delapan tahun setelah melalui operasi transplantasi hati, pemeriksaan kesehatan yang Sastra lakukan masih menunjukan hasil yang memuaskan. Kondisi kesehatan pengusaha senior Indonesia itu juga sangat baik sehingga ia masih melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

“Saya sangat bersyukur dengan kesempatan hidup lebih panjang yang diberikan oleh Tuhan setelah melalui proses transplantasi ini dan berharap setiap orang lebih peduli dengan kesehatan hatinya,” ungkap Sastra sambil berkaca-kaca.

[Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024]

Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp 8,1 Triliun hingga Maret 2024

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kinerja APBN sampai dengan Maret 2024 tetap sesuai dan berada dalam track-nya.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024